RIAU, MENARA62.COM – Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) tahap 3 di Provinsi Riau yang dilaksanakan sejak 24 Juli – 31 Oktober 2020, mampu menghasilkan volume air hujan mencapai 290,3 juta meter kubik dengan akumulasi rata-rata curah hujan aktual selama periode TMC sebesar 882,7 mm.
“Operasi TMC masih berjalan hingga Sabtu kemarin. Pagi ini, kami baru menerima laporan total volume curah hujan. Hotspot hingga hari ini terpantau nol,” ujar Djazim Saifullah, Koordinator Lapangan BBTMC-BPPT Posko Riau di Riau, dalam siaran persnya, Ahad (1 /11/2020).
Pada Sabtu (31/10/2020), Gubernur Riau H. Syamsuar yang juga menjabat Komandan Satuan Tugas Karhutla Riau 2020 mengundang seluruh tim Satgas Udara. Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Riau menyampaikan apresiasi kepada tim Satgas Udara.
“Kami sangat puas atas kerja tim Satgas Udara dalam menangani hotspot, juga kepada tim TMC BPPT. Rekomendasi dari BPPT untuk melaksanakan TMC lebih dini ditindaklanjuti dengan sikap proaktif Pemprov Riau melakukan siaga darurat lebih awal dan membuahkan hasil baik dibandingan tahun lalu dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Riau,” papar Gubernur H. Syamsuar.
Pertemuan tersebut juga dihadiri Kepala BPBD Riau H. Edwar Sanger, Kepala Pelaksana Satgas KarhutlaRiau 2020, perwakilan Lanud Roesmin Nurjadin, kru skuadron 4 Casa Malang, kru Heli Water Bombing, kru Caravan Patroli, termasuk tim BBTMC yang dipimpin Korlap BBTMC-BPPT Posko Riau Djazim Syaifullah.
Syamsuar juga mengatakan mengingat status siaga darurat bencana Karhutla Riau sampai tanggal 31 Oktober dan tidak akan diperpanjang lagi, maka TMC di Riau akan berhenti pada 31 Oktober 2020.
Dalam kesempatan terpisah Jon Arifian, Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC-BPPT) mengatakan jumlah hotspot ( prob>80%) di Provinsi Riau yang dipantau melalui SIPONGI selama seminggu terakhir adalah nol.
“Pada kondisi cuaca yang baik, awan-awan yang disemai berkembang dengan baik dan menghasilkan hujan yang cukup signifikan. Air hujan ini mampu mempertahankan kelembaban tanah dan gambut, sehingga kemunculan hotspot bisa terkendali dengan baik,” ujarnya.
Djazim Syaifullah menambahkan pada operasi tahap ke-3 tim TMC telah melaksanakan total sorti penerbangan sebanyak 71 sorti dengan total jam terbang sekitar 101 jam. Sementara bahan semai yang dihabisan selama operasi TMC berlangsung capai 56.800 kg NaCL.
Pelaksanaan TMC di Riau ini kerjasama antara BBTMC-BPPT, BNPB dan didukung oleh KLHK, BMKG dan TNI AU. Pelaksanaan TMC di Riau dengan meggunakan satu pesawat Cassa milik TNI AU dengan posko TMC di area Lapangan Udara Roesmin Nurjadin.
Operasi TMC dikoordinasikan tim Satgas Udara Provinsi Riau. Selain pesawat TMC Casa 212 A2103, Satgas Udara Provinsi Riau mendapat dukungan beberapa pesawat diantaranya pesawat Cessna Caravan 208B untuk patroli serta pesawat Water Bombing diantaranya Heli Sikorsky S61, BELL 430, Black Hawk N563DJ,Heli RA31603, Heli PK BST, PK-IPR, dan PK-KII.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis dari 6 provinsi , Riau dinilai provinsi terbaik menangani karhutla tahun ini. Disebutkan luas lahan yang terbaar di Riau hingga Oktober menurun drastic hingga 83,62 persen dibanding tahun lalu.
Seperti diketahui operasi TMC tahap pertama di Provinsi Riau dilaksanakan pada 11 Maret- 2 April lalu, dan mampu menghasilkan air hujan capai 97.8 juta m3, dan akumulasi rata-rata curah hujan aktual selama periode TMC sebesar 227,2 mm.
Pada tahap kedua, operasi TMC di Provinsi Riau dilaksanakan pertengahan Mei hingga akhir Mei 2020. Volume curah hujan tercapat capai 44,1 juta M3 dengan akumulasi rata-rata curah hujan selama periode TMC sebesar 138,1 mm.