JAKARTA, MENARA62.COM – Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek berkomitmen penuh menoptimalkan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sebagai wujud nyata implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Sinergi yang terbentuk antara bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat diharapkan mampu memaksimalkan peran perguruan tinggi dalam pembangunan bangsa melalui penerapan hasil riset unggulan perguruan tinggi yang sesuai dengan urgensi kebutuhan masyarakat.
Hal tersebut dikatakan Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, M. Faiz Syuaib pada acara soft launching program Kosabangsa di Jakarta, Rabu (14/9).
“Perguruan tinggi merupakan kulminasi dari sistem dan jenjang pendidikan yang di dalamnya terdapat berbagai kualitas sumber daya manusia serta fasilitas untuk dapat menghasilkan produk-produk riset, inovasi, dan teknologi yang bermanfaat untuk pembangunan bangsa, baik di lingkup industri maupun di masyarakat secara umum,” ucap Faiz.
Program Kosabangsa (Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat) merupakan hasil kolaborasi dalam pelaksanaan tri dharma antara insan akademik dari perguruan tinggi pelaksana dan perguruan tinggi pendamping. Tema utama yang diusung untuk implementasi Kosabangsa tahun 2022 adalah kemandirian ekonomi, ketahanan pangan, dan kemandirian kesehatan.
Selain berfokus pada capaian pengabdian kepada masyarakat yang lebih baik, Kosabangsa juga menggagas kegiatan mentoring dari perguruan tinggi pendamping yang merupakan perguruan tinggi dengan akreditasi unggul dan atau memiliki pengalaman dan keahlian di bidang pengabdian kepada masyarakat terhadap perguruan tinggi pelaksana sehingga diharapkan terjadi peningkatan kualitas pengabdian kepada masyarakat di perguruan tinggi dalam memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada di masyarakat.
“Konsistensi perguruan tinggi mulai dari pendidikan dan pengajaran, penelitian, luaran yang dihasilkan, serta apa yang dapat diberikan kepada masyarakat tentunya harus selaras sehingga perguruan tinggi yang memiliki rekam jejak pada bidang dan topik unggulan serupa dapat saling bersinergi agar perguruan tinggi pendamping yang sudah teruji kualitas dan pengalamannya dapat mengungkit perguruan tinggi pelaksana dalam proses mentoring tersebut,” tambahnya.
Faiz menambahkan bahwa perguruan tinggi tidak hanya memiliki tugas dalam pendidikan dan pengajaran untuk menghasilkan kualifikasi sumber daya manusia sesuai kebutuhan saja, namun di sisi lain sumber daya tersebut dengan kualitas pendidikan yang didukung berbagai macam fasilitas perguruan tinggi harus mampu menghasilkan produk-produk riset, inovasi, dan teknologi yang bermanfaat bagi pembangunan bangsa.
“Produk riset, inovasi, dan teknologi tidak akan banyak bermanfaat apabila hanya disimpan di kampus untuk meningkatkan reputasi kampus semata melalui ukuran jumlah publikasi dan inovasi yang dihasilkan, tapi yang jauh lebih penting adalah seberapa banyak manfaat yang dapat diterima masyarakat dari hasil inovasi yang dihasilkan oleh perguruan tinggi tersebut,” lanjut Faiz.
Pelaksanaan program Kosabangsa diprioritaskan di lokasi Perguruan Tinggi yang berada di wilayah tertinggal berdasarkan Perpres Nomor 63 Tahun 2020 dan wilayah yang masuk dalam kategori wilayah prioritas percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem tahun 2022 berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Implementasi program Kosabangsa pada tahun ini akan dilaksanakan dalam kurun waktu sekitar empat bulan yaitu dari September hingga Desember.
“Melalui kolaborasi penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi perguruan tinggi, kami berharap program Kosabangsa dapat memberi manfaat dalam mendorong peningkatan akses pembangunan, pendidikan, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Faiz.
“Pada skema Kosabangsa tahun 2022 telah terseleksi sebanyak 25 proposal pengabdian kepada masyarakat dari 21 perguruan tinggi pelaksana. Implementasi dari proposal tersebut akan dilaksanakan oleh tim perguruan tinggi pelaksana didampingi oleh tim dari perguruan tinggi pendamping yang telah ditetapkan DRTPM,” tambahnya.
Adapun 21 perguruan tinggi sebagai pelaksana pada program Kosabangsa yaitu Universitas Papua, Universitas Musamus Merauke, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Petra Baliem Wamena, Universitas Muhammadiyah Sorong, Universitas Pattimura, Universitas Nusa Cendana, STKIP Taman Siswa Bima, Universitas Muhammadiyah Luwuk Banggai, Universitas Al Asyariah Mandar, Universitas Malikussaleh, Universitas Samudra, Universitas Simalungun, Universitas Prima Indonesia, Universitas Jambi, Universitas Bengkulu, Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo, Institut Sains Dan Teknologi Akprind, Universitas Palangka Raya, Institut Bisnis dan Keuangan Nitro, dan Universitas Bosowa, sementara perguruan tinggi pendamping di antaranya adalah Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, Universitas Brawijaya, Universitas Hasanuddin, Universitas Andalas, Universitas Sebelas Maret, Universitas Muhammadiyah Malang, dan beberapa perguruan tinggi lainnya.
Selanjutnya, Faiz meyakini bahwa program Kosabangsa dapat berjalan berkesinambungan sehingga mampu memberi kebermanfaatan bagi masyarakat secara berkelanjutan. Bahkan dalam perencanaan ke depan, Kosabangsa akan membuka kesempatan kolaborasi dengan mitra strategis Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) melalui tanggung jawab sosial dan lingkungan (Corporate Social Responsibility), serta Pemerintah Daerah setempat.
“Sedapat mungkin hasil inovasi dari kampus harus dihantarkan ke masyarakat dengan berbagai cara melalui program-program kemitraan dengan konteks pengabdian kepada masyarakat yang dapat melibatkan banyak pihak, baik perguruan tinggi, pemerintah daerah, masyarakat, serta dunia usaha dan dunia industri,” tuturnya.
“Kami membuka peluang kolaborasi yang seluas-luasnya bagi mitra DUDI maupun Pemerintah Daerah setempat untuk bergotong royong bersama melalui program Kosabangsa. Semoga dengan kolaborasi ini, kita dapat berkontribusi dalam upaya percepatan pembangunan masyarakat di Indonesia,” pungkas Faiz