JAKARTA – Untuk optimalkan kegiatan Temu Nasional yang akan digelar 12 September 2018 di Yogyakarta, Kongres Wanita Indonesia (Kowani) gelar diskusi publik, Rabu (11/7). Diskusi bertema 90 Tahun Perjuangan Perempuan Indonesia Menjadi Ibu Bangsa Sejati Dalam Rangka Mewujudkan Indonesia Jaya tersebut diikuti sekitar 250 peserta dari berbagai organisasi wanita dibawah federasi Kowani.
Tampil sebagai pembicara adalah Ketua Umum Kowani Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd, Dra Sjamsiah Ahmad, MA dan Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof. Siti Zuhro.
“Diskusi ini kita gelar sebagai upaya mengerucutkan persoalan yang akan dibahas nanti pada Temu Nasional Kowani,” kata Giwo didampingi Ketua Panitia Temu Nasional Lia.
Menurut Giwo, Temu Nasional adalah momentum penting yang harus dimanfaatkan oleh organisasi perempuan yang ada dibawah naungan Kowani untuk membahas dan mencari solusi terkait persoalan yang mendera perempuan Indonesia. Lebih dari 1000 perempuan baik mewakili organisasi, atas nama individu, pemerhati, aktivis maupun akademisi perempuan akan terlibat secara aktif.
Dengan motto Kowani Berdaya-Perempuan Berkarya-Negara Jaya, Temu Nasional Kowani akan membahas bagaimana perjuangan perempuan Indonesia dari awal pergerakan mengisi kemerdekaan hingga waktu yang akan datang, bagaimana perempuan Indonesia menjadikan dirinya sebagai Ibu Bangsa yang sejati dan bagaimana peran pentingnya perempuan dalam mewujudkan Indonesia Jaya.
“Kami mengambil Kota Yogyakarta untuk menapak tilas perjuangan perempuan Indonesia. Sebab di Kota Yogyakarta pertama kali Kongres Perempuan Indonesia digelar, yang pada akhirnya melahirkan konsep dan pemikiran Ibu Bangsa,” tambah Giwo.
Kowani jelas Giwo, merupakan federasi organisasi wanita tertua dan terbesar di Indonesia. saat ini ada 95 organisasi wanita bergabung dalam Kowani.
Kowani didirikan melalui Kongres Perempuan pertama pada 22 Desember 1928 untuk membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tanggal tersebut sekarang ditetapkan sebagai Hari Ibu di Indonesia.
Pada tahun 1935 Kongres menghasilkan keputusan bahwa wanita Indonesia wajib menjadi Ibu Bangsa yang mengutamakan peran wanita dalam mempersiapkan generasi penerus yang sehat jasmani dan rohani, jujur, rajin,berkarakter, cakap, pintar, berpengetahuan, tahan uji, kreatif, inovatif, unggul dan berdaya saing. Selain itu memiliki wawasan luas, memiliki wawasan kebangsaan, tidak mudah menyerah, kokoh tak tergoyahkan dan membanggakan Indonesia.
Sementara itu Ketua Panitia Pelaksana Temu Nasional Lia Tono Suratman mengatakan Temu Nasional Kowani juga akan dibarengi dengan even General Assembly ICW. Ini adalah kali pertama Indonesia mendapatkan kehormatan menjadi tuan rumah pertemuan perempuan dunia (ICW).
“Sudah ada 45 negara yang menyatakan diri siap hadir. Insya Allah kita berharap ada 100 negara ambil bagian dengan mengirimkan perwakilannya. Selain itu ada 1000 perempuan ambil bagian dalam Temu Nasional tersebut. Diharapkan Temu Nasional akan menghasilkan keputusan penting terkait pembangunan perempuan Indonesia,” tandas Lia.