33.3 C
Jakarta

Orangtua Harus Melibatkan Diri Pada Pembelajaran di PAUD

Baca Juga:

BANDUNG,  MENARA62.COM– Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan pendidikan keluarga menjadi kian penting di era teknologi saat ini. Oleh karena itu, para orang tua harus membekali putra-putri mereka dengan ilmu pengetahuan dan karakter yang baik sejak usia dini.

“Saya tekankan bahwa PAUD adalah pertama sekali merupakan tanggung jawab keluarga. Jadi jangan sampai ketika dibangun PAUD-PAUD, keluarga-keluarga merasa bebas karena PAUD ini hanya untuk menopang fungsi peranan keluarga,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Efendy saat membuka Dialog Kebijakan PAUD dan Pendidikan Keluarga di Bandung, dalam siaran persnya, Sabtu (8/12).

Oleh karena itu, sebenarnya pendidikan terhadap orang tua di PAUD itu sangat penting. Jika perlu, 10 persen pertemuan di PAUD harus melibatkan orang tua agar mereka bisa merawat dan menanamkan nilai kepada anaknya ketika anak berada di lingkungan keluarga sehari-hari.

Menurut Mendikbud ada 3 taksonomi di bidang pendidikan, yakni informal, formal, dan non formal. Dilihat dari sasarannya ada afektif, kognitif, dan psiko motorik. Sedangkan dari lingkungan, terbagi atas keluarga, sekolah, dan masyarakat.

“Tiga dimensi ini saling beririsan. Walaupun secara konseptual bisa dipilah tetapi di dalam praktiknya saling beririsan dan tetap memiliki titik tekan, misalnya untuk pendidikan informal, lebih banyak berlaku di lingkungan keluarga. Dan yang menjadi pesan dalam pendidikan informal adalah penanaman nilai. Oleh karena itu, keluarga memiliki tanggung jawab menyelenggarakan pendidikan untuk menanamkan nilai,” terang Mendikbud.

Ditambahkan Mendikbud, pendidikan formal merupakan domain sekolah, yang menanamkan aspek kognitif (pengetahuan). Sedangkan pendidikan non formal merupakan domain masyarakat yang menekankan pada psiko motorik.

“Jadi sekolah sebenarnya juga terlalu berat apabila dibebani untuk menanamkan nilai karena lebih untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman-pengalaman dasar. Sedangkan kalau di masyarakat, bentuk pendidikan yang bagus adalah bentuk-bentuk keterampilan, kursus-kursus,” kata Mendikbud.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD Dikmas) Kemendikbud, Harris Iskandar, dalam laporannya mengatakan, Dialog Kebijakan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Keluarga Tahun 2018 mengusung tema “Mewujudkan PAUD yang Berkualitas, Inklusif, dan Berkesetaraan”. Tema ini sejalan dengan upaya yang sedang dilakukan di tingkat global, regional dan nasional, yakni untuk menghadirkan layanan PAUD yag berkualitas dan menjangkau anak usia dini di manapun mereka berada.

“Keluarga memegang peranan yang tidak kalah pentingnya dalam membangun anak usia dini yang berkualitas. Keluarga adalah pendidik yang pertama dan pendidik yang paling utama bagi anak-anak kita,” ungkap Dirjen Harris.

Kegiatan dialog ini dihadiri 500 peserta terdiri dari unsur Kementerian dan Lembaga terkait, pemerintah daerah, organisasi internasional, organisasi mitra PAUD dan pendidikan keluarga, akademisi, dan praktisi serta para pemerhati pendidikan keluarga dari seluruh Indonesia. Dari kegiatan ini diharapkan dapat melahirkan pemikiran-pemikiran baru terkait upaya menghadirkan layanan PAUD yang berkualitas, inklusif dan berkesetaraan.

Sementara itu, Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Taufik Madjid, dalam sambutannya mengatakan, sesuai Instruksi Presiden, di samping pembangunan infrastruktur dasar, dana desa difokuskan pada penguatan SDM.

“Untuk itu, kami menerbitkan Peraturan Menteri Desa dan PDTT Nomor 16 Tahun 2018 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2019. Kami berharap, dengan adanya kerja sama dan korvergensi program di antara kita, maka kita bisa mewujudkan mimpi besar yaitu Indonesia yang sehat yang dimulai dari pembangunan di desa,” kata Dirjen Taufik.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!