28 C
Jakarta

Pada Lokakarya di UPN Veteran Jatim, Ketua LPKK Unkris Paparkan Modal Penting Pembangunan Nasional

Baca Juga:

SURABAYA, MENARA62.COM – Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur sebagai  salah satu kampus Bela Negara terus berupaya memperkaya pemahaman terkait bela negara melalui berbagai cara. Salah satunya adalah dengan menggelar Lokakarya Penguatan Dosen Seluruh Mata Kuliah Umum (MKU) yang menghadirkan pembicara tunggal Ketua Lembaga Pengembangan Kreativitas dan Kebangsaan (LPKK) Universitas Krisnadwipayana (Unkris) Dr Susetya Herawati, ST, MSi pada Rabu (31/1/2023).

Lokakarya tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman dan menambah wawasan dosen-dosen MKU yang merupakan mata kuliah wajib nasional pada kurikulum Pendidikan Tinggi. Dengan demikian MKU memberikan kontribusi lebih besar pada pembentukan watak dan keadaban mahasiswa yang bermartabat.

Kegiatan lokakarya yang berlangsung di kampus UPN Veteran Jatim dibuka resmi oleh Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Dr. Dra. Ec. Tri Kartika P, M.Si, CRP mewakili Rektor UPN Veteran Jatim. Lokakarya yang dimoderatori Arimurti Kriswibowo,  S.IP, MSi tersebut dihadiri pula oleh Ketua Program MKU Dr. Ir. Srie Muljani, MT, para dekan dan dosen MKU.

Dalam kesempatan tersebut Susetya Herawati yang akrab disapa Hera memulai paparannya dengan tiga modal penting dalam pembangunan nasional bangsa Indonesia, yakni ranah mental-kultural (tata nilai), ranah institusional-politikal (tata kelola); dan ranah material-teknologikal (tata sejahtera).

“Ketiga ranah pembangunan nasional tersebut harus dipahami dengan baik sehingga proses pembelajaran di perguruan tinggi ini dapat menghasilkan pionir sarjana pembangunan yang selalu siap mempertahankan NKRI, Pancasila, dan UUD 1945,” kata Hera.

Baca juga: Dosen Unkris Studi Banding ke UAD Yogyakarta Tentang Tata Kelola Jurnal dan Publikasi

Menurut Hera, ketiga ranah tersebut memiliki sumber kekuatan yang sama yakni Pancasila. Pada ranah mental kultural misalnya, nilai bersama yang dijadikan rujukan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah Pancasila. Pun demikian pada ranah institusional political, Pancasila menjadi desain kelembagaan dan tata- kelola manajemen negara untuk mewujudkan cita-cita nasional yakni merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

“Betapapun hebatnya mental kultural, tata kelola sebuah bangsa, belum menjamin negara kita mampu berkiprah dan bersaing di tingkat global. Itu sebabnya ranah material teknologikal harus diperkuat untuk mewujudkan kesejahteraan umum yang berkeadilan berdasarkan Pancasila,” tambah Hera.

Teknologi Jadi Kunci Penting

Penguasaan teknologi lanjut Hera menjadi salah satu kunci penting dalam proses pembangunan nasional suatu bangsa. Sebab teknologi merupakan determinant factor bagi kemajuan bangsa, elemen penting pembangunan nasional, kedaulatan bangsa, elemen penting total factor productivity dan yang terpenting adalah dapat mempermudah transisi ekonomi dari ekonomi berbasis sumber daya alam menjadi ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge based economy).

“Seperti halnya negara-negara lain, Indonesia jika ingin maju, makmur, mandiri ekonominya, berdaya saing global maka transformasi ekonomi menuju knowledge based economy sangat mendesak,” tukas Hera.

Baca juga: Kurikulum Merdeka Terbukti Mampu Tingkatkan Kualitas Pembelajaran

Diakui Hera, penguasaan teknologi bangsa Indonesia masih belum memuaskan. Data Global Innovation Index (2020), Indonesia berada pada rangking 85 dari 131 negara. Kemudian berdasarkan International Telecommunication Union (ITU), Indonesia berada pada posisi 111 dari 176 negara (2018). Kondisi tersebut menjadi pekerjaan rumah yang kini harus diselesaikan oleh bangsa Indonesia.

“Untuk mengejar ketertinggalan penguasaan teknologi tersebut, sinergi kelembagaan Triple Helix antara pemerintah, dunia usaha, dan akademisi sangat strategis untuk dilakukan,” tambahnya.

Sebelumnya, Ketua Program MKU UPN Veteran Jatim Dr. Ir. Srie Muljani, MT menyebutkan bahwa soft skill bertanggung jawab sebesar 85% bagi kesuksesan karir seseorang, sementara hanya 15% disematkan kepada hard skill. Pun pada pendidikan, kesuksesan seseorang dalam pendidikan, 85% ditentukan oleh soft skills.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik Dr. Ir. Sukendah, MSc dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Dr. Dra. Ec. Tri Kartika P, M.Si, CRP mengatakan sebagai kampus Bela Negara UPN Veteran Jawa Timur mengemban Amanah untuk menanamkan dan membentuk generasi muda lulusannya dengan karakter-karakter yang mulia, yang mencintai negaranya. Yakni generasi muda yang berkompetensi global namun tetap berakar di bumi pertiwi ini. Generasi muda yang menduniakan Indonesia bukan mengindonesiakan dunia.

Baca juga: Dua Poin Hasil Kajian BEM Unkris Terkait RKUHP Disetujui DPR RI

“Bagaimana hal tersebut bisa dilakukan dan diwujudkan adalah tanggung jawab seluruh pendidik UPN Veteran Jawa Timur melalui muatan-muatan mata kuliah yang diajarkan dan perilaku yang dicontohkan. Muatan mata kuliah Agama, Pancasila, Kewarganegaraan, dan Bela Negara yang mengintegrasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya menjadi perilaku akademik, tidak hanya sebagai pengetahuan belaka,” tandasnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!