JAKARTA, MENARA62.COM – Pakar pangan Indonesia yang juga guru besar teknologi pangan Institut Pertanian Bogor Prof Purwayitno Hariyadi terpilih menjadi “vice chair” Codex Alimentarius Commision (CAC) dalam Sidang CAC ke-40 di Jenewa, Swiss pada 17 hingga 22 Juli.
“Proses untuk menghantarkan Prof Purwayitno dalam proses yang panjang dan melibatkan beberapa pemangku kepentingan,” ujar Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Bambang Prasetya di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Rabu (2/8).
CAC merupakan lembaga yang melakukan standardisasi keamanan pangan dunia. Dalam pemilihan yang dilaksanakan pada Sidang CAC ke-40 tersebut terdapat empat kandidat yaitu Indonesia, Lebanon, Papua Nugini dan Inggris.
Bambang menjelaskan sebelum pelaksanaan sidang, Indonesia telah melakukan lobi secara formal maupun informal kepada negara anggota Codex melalui BSN selaku Codex Contact Poin maupun nota diplomatik yang dikirimkan oleh Kementerian Luar Negeri.
“Selama pelaksanaan sidang, delegasi Indonesia semakin intensif melakukan lobi melalui serangkaian pertemuan untuk menyampaikan visi kandidat.”
Purwiyatno dipilih oleh 103 negara anggota Codex, mengalahkan kandidat Lebanon dengan 102 suara, Inggris dengan 102 negara dan Papua Nugini dengan 59 negara. Dengan demikian Purwayitno ditetapkan sebagai “vice chair” mendampingi chair terpilih dari Brazil untuk memimpin CAC.
“Prestasi ini merupakan suatu kebanggaan sekaligus kesempatan bagi Indonesia untuk semakin berkiprah dan memberikan warna dalam forum standar pangan dunia karena CAC merupakan badan internasional dibawah FAO dan WHO yang diberi mandat untuk pengembangan standar pangan dan tekstil terkait dalam rangka melindungi kesehatan konsumen dan menfasilitasi perdagangan pangan dunia yang adil, ” jelas dia.
Standar, pedoman, rekomendasi dan teks lain yang terkait di bidang pangan yang ditetapkan oleh CAC secara konsensus berdasarkan data ilmiah untuk memastikan pemenuhannya terhadap persyaratan keamanan pangan.
Sementara itu, Purwiyatno menjelaskan bahwa misi dari CAC menjamin keamanan pangan, kesehatan dan perdagangan pangan agar berjalan adil.
“Dengan demikian, Indonesia juga berperan dalam menetapkan standar internasional mengenai pangan,” ujar Purwiyatno.
Ia menjelaskan Indonesia masih mengalami kendala dalam masalah pangan seperti kadar air berlebih pada gambir. Dengan terpilihnya dirinya sebagai pimpinan CAC dapat menggugah masyarakat dan pemangku kepentingan untuk lebih memperhatikan standar pangan yang ada.