JAKARTA, MENARA62.COM – Bertahan sendirian selama bertahun-tahun membuat Palestina menjadi bulan-bulanan zionis Israel. Karena itu, Palestina mulai mengubah strategi perlawannya. Strategi tersebut tidak bertumpu pada kekuatan fisik belaka tetapi lebih mengedepankan kekuatan kolaborasi dengan negara-negara lain yang mendukung kemerdekaan Palestina.
Strategi seperti ini diambil dengan harapan kemerdekaan yang dicita-citakan Palestina segera bisa terwujud.
“Dengan menjalin kerjasama kami yakin akan mampu melawan penjajahan oleh Israel. Saat ini kami tidak lagi sekadar membangun kekuatan di kawasan, tapi juga dengan kekuatan internasional,” kata Kepala Biro Politik gerakan HAMAS Palestina, Ismail Haniyah pada pada Konferensi Internasional Al Aqsha yang digelar secara virtual, Sabtu (7/11/2020).
Strategi kolaborasi yang dilakukan secara menyeluruh dengan kekuatan yang dimilikinya lanjut Haniyah, merupakan modal perlawanan bangsa Palestina melawan penjajahan Israel. Ini merupakan tantangan yang muncul dan harus direspon dengan baik.
Dalam kesempatan tersebut, Haniyah juga mengajak seluruh umat Islam di seluruh dunia meninggalkan perseteruan internal. Hal itu harus dilakukan jika serius ingin membebaskan Palestina dari penjajahan zionis Israel.
“Kita harus segera menghadapi permasalahan eksternal, yaitu permasalah dengan penjajahan zionis,” kata mantan perdana menteri Palestina tersebut.
Zionis Israel, menurut Haniyah, melakukan berbagai upaya dan langkah untuk membuat kekacauan, termasuk salah satunya merayu negara-negara di sekitar Palestina untuk melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.
“Mereka ingin membentuk opini seolah tidak ada masalah apa-apa antara negara Arab dengan zionis,” ujarnya.
Menghadapi hal itu, saat ini bangsa Palestina telah menyatukan langkah dan kekuatan untuk melawan penjajahan dan upaya normalisasi. “Normalisasi hubungan dengan Israel adalah pengkhianatan terhadap perjuangan bangsa Palestina,” tegasnya.
Upaya pembebasan harus terus dilakukan dengan berbagai cara dan strategi karena bangsa Palestina tidak akan pernah berdiam diri menghadapi penjajahan. Namun, diperlukan dukungan dunia internasional khususnya kaum muslimin di seluruh dunia.
Palestina akan terus membangun hubungan yang baik dengan negara-negara tetangga dan kaum muslimin. Karena dengan cara ini diyakini Palestin akan mampu melawan penjajahan.
Dalam konferensi internasional yang diselenggarakan The Global Coalition for Quds and Palestine (GCQP) juga hadir berbagai pembicara antara lain Zwelivelile Mandla Mandela yang merupakan cucu Nelson Mandela. Konferensi juga diikuti oleh ratusan ribu peserta dari berbagai negara. Konferensi itu sendiri berlangsung selama dua hari berturut-turut dengan melibatkan aktivis dari berbagai negara pendukung Palestina merdeka.