26.7 C
Jakarta

Pandemi Belum Berakhir, Tapak Suci Tetap Eksis di Kalangan Komunitas

Baca Juga:

 

 

Yogyakarta,MENARA62.COM – Pandemi belum berakhir, perguruan Tapak Suci Putra Muhammadiyah tidak tinggal diam meski seluruh kegiatan harus ditunda. Dimana pandemi tentu memberikan pengaruh bagi Tapak Suci Putra Muhammadiyah didalam segala aspek kegiatannya, sehingga dalam situasi ini diperlukan adanya strategi tertentu agar pergerakan tapak suci tetap stabil seperti semangat yang dikenal dalam Tapak Suci bahwa seorang bela diri tidak boleh berdiam diri.

Afnan Hadikusumo, Ketua Umum Pimpinan Pusat Tapak Suci, menyampaikan bahwa kegiatan – kegiatan hingga kejuaraan dunia yang mulanya akan diselenggarakan pada tahun ini terpaksa harus ditunda hingga pandemi benar – benar dapat dikendalikan. “Rencana Muktamar yang akhirnya diundur itu kita juga sama,” ungkapnya.

Disampaikan juga oleh Afnan bahwa terdapat 3 event besar Tapak Suci yang terpaksa gagal diselenggarakan diantaranya pelatihan IT, tanwir tapak suci dan kejuaraan nasional. “Pada bulan Mei kemarin itu ada 3 event mas, kita sedang mencanangkan pendataan melalui IT dan ada pelatihan 3 tahap dan itu kita batalkan semua,” tambahnya.

Meski seluruh kegiatan yang dirancang terkendala akibat pandemi, tetapi Tapak Suci masih terus melakukan upaya – upaya agar perguruan tetap memiliki kegiatan bahkan ikut serta berperan dalam mendukung pencegahan wabah Covid-19. Hal tersebut dibuktikan melalui Paguyuban Tapak Suci 90 yang disampaikan oleh Muhammad Bariyadi salah satu Pendekar Muda Tapak Suci, bahwa paguyuban ini telah mengakomodir kegiatan pembuatan masker dengan identitas tapak suci agar tetap bisa melakukan latihan dan menataati protokol kesehatan sekaligus.

Lebih lanjut Muhammad Bariyadi atau biasa dipanggil Ustad Didi ini juga menyampaikan bahwa paguyuban Tapak Suci 90 lah yang menginisiasi kegiatan – kegiatan tapak suci di luar sekolah berbasis kekeluargaan secara jamaah untuk latihan bersama. “Tapak Suci ini bergerak dari bawah, semangatnya semangat mencari ridho Allah. Jadi ketika sekolah – sekolah  tidak bisa diselenggarakan maka ada di kampung – kampung atau suro bahkan diluar itu komunitas – komunitas pecinta Tapak Suci menyelenggarakan latihan kelompok 5 atau 10 orang pun jadi,” ungkapnya bangga.

Pemaparan tersebut membutikan bahwa perguruan tapak suci masih tetap bisa eksis dikalangan komunitas kecil meski berada di tengah wabah pandemi. Bahkan, meski kejuaraan dunia tidak dapat diselenggarakan pada tahun ini tetapi eksistensi perguruan Tapak Suci masih terus dikenal oleh peminat luar negeri hingga telah dicetuskannya Tapak Suci sebagai warisan tidak benda oleh UNESCO baru – baru ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya inklusifitas peminat tapak suci tidak hanya masyarakat lokal tetapi juga sampai ke mancanegara.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!