28.2 C
Jakarta

“PANGGILAN SUBUH PEDULI BERTUMBUH”, Ketika Kebaikan itu berkumpul (2)

Baca Juga:

 

SAMARINDA, MENARA62.COM-Bikers Subuh Samarinda bersama relawan dari Aliansi Putra Buton dan Lazismu Sempaja Selatan ketika berangkat ke Kalimantan Selatan tepatnya di Hantakan menemui banyak kemudahan. Ujian perjalanan darat yang cukup panjang memang ada namun memberi banyak hikmah tentunya.

Contoh kecil saja semisal saat kendaraan mini bus harus masuk bengkel ketika akan membayar jasa perbaikan maka yang didapatkan adalah perkataan yang menyejukkan dari pemilik bengkel, “tidak usah membayar, saya tahu ini rombongan relawan yang membantu saudara-saudara kami disini.”

Cerita di atas diceritakan Rahmatullah Latif dari relawan Bikers Subuh Samarinda dalam talkshow Sore Bersama Sahabat (4/2) yang disiarkan TV Dakwah Islamic Center Samarinda dan dipandu Eko Dedy Novianto.

Beda kisah Safrin perwakilan relawan yang mengisahkan tentang terbentuknya komunitas Aliansi Putra Buton. Kejadian gempa di Sulawesi Barat dan Banjir di Kalimantan Selatan menjadikan mula kepedulian dari anak-anak muda Buton yang ada di beberapa titik di Samarinda. Keterpanggilan kemanusiaan yang memunculkan rasa empati sehingga berujung pada aksi bersama untuk meringankan penderitaan sesama.

Machnun Uzni dari relawan Muhammadiyah mengutip doa Nabi Daud AS, “Ya Allah sungguh aku mencintai-Mu dan mencintai orang-orang yang mencintai-Mu serta berikanlah aku amal yang dapat menyampaikan cintaku kepada-Mu” , menjadi sebuah dasar bahwa sinergitas komunitas yang terpanggil karena cinta kepada Allah dalam kerja dan program kemanusiaan harus diapresiasi. Mereka bergerak dengan ketulusan, panggilan keimanan. Panggilan sebagai relawan merupakan salah satu amal sebagai bentuk cinta kepada pencipta dan bukti kasih sayang kepada sesama manusia.

Acara talkshow 2 pekanan ini juga dihadiri dua relawan BSS lainnya yaitu Adi Swandaya Sapoetra dan dan M. Rizki Ramadhani Nurham ini diakhiri cerita menarik lainnya ketika di daerah Batu Sopang Kab. Paser, rombongan relawan dijamu oleh Ibu Fira disaat perut relawan sedang lapar.

Relawan dijamu Ibu Fira dalam perjalanan keberangkatan ke lokasi banjir Kalsel

Ibu Fira adalah seorang istri anggota polisi menyuruh rombongan untuk singgah beristirahat. Makan siangpun disiapkan oleh beliau serta ketika kembali melanjutkan perjalanan bungkusan pisang dibawakan bagi relawan untuk bekal di perjalanan.

Masih banyak Ibu Fira lain tentunya, yang mendukung kegiatan kemanusiaan dengan caranya masing-masing. Kemudahan-kemudahan didapati dan hari tugas pun terlewati. Inilah hikmah atau pelajaran di lapangan kerelawanan ketika simpul kebaikan sudah berkumpul.

-uzni gumbira-

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!