JAKARTA, MENARA62.COM– Sudah menikah lama tapi istri tak kunjung hamil? Ada baiknya para suami cek kebiasaan sehari-hari, mengingat beberapa pekerjaan justeru bisa menjadi pemicu menurunnya kualitas dan produksi sperma.
Spesialis kandungan RSAB Harapan Kita Didi Danukusumo mengatakan paparan polusi udara yang berlebihan dan dalam jangka waktu lama bisa membuat sperma seorang pria mati.
“Anda lihat, polisi yang bekerja di lalu lintas, harus pakai masker. Sebab polusi udara dari knalpot kendaraan bisa membuat sperma mati. Hanya hitungan tiga bulan,” jelas Didi belum lama ini.
Kebiasaan pria duduk menyetir mobil, dimana mesin mobil berada dibawah kursi sopir dan menimbulkan panas, juga bisa merusak kualitas sperma. Kondisi ini banyak ditemukan pada sopir angkot.
Didi menyebutkan pria yang kebiasaan memakai celana dalam ketat, atau memakai celana berlapis memiliki risiko tak kalah berbeda. Pemakaian celana dalam terlalu ketat bisa menurun produksi spermanya, meskipun dampaknya tidak terlalu signifikan.
Infertility lanjut Didi juga bisa dipicu oleh makanan dan minuman. Beberapa jenis makanan seperti sayuran pare ternyata bisa membunuh sperma. Termasuk konsumsi alkohol, minuman keras dan ganja, membuat sperma seorang pria bertumbangan. Atau kalaupun masih ada, kualitas dan jumlahnya menurun jauh.
“Ini tentu memperkecil peluang pembuahan dengan sempurna, sehingga pasangan tak kunjung hamil,” jelasnya.
Dalam sejumlah penelitian, disebutkan pula bahwa laptop yang digunakan dengan cara dipangku bisa mempengaruhi kualitas sperma pria. Peneliti di State University of New York menyebutkan ada korelasi langsung antara penggunaan laptop dan kenaikan suhu pada area scrotum. Dalam studi berjudul ‘Fertility and Sterility’ mencatat bahwa pemanasan skrotum lebih dari 1,8 derajat sudah cukup mengakibatkan kerusakan pada sperma.
Apakah telepon seluler bisa menyebabkan infertility? Sebuah studi yang dilakukan pada 2008 menemukan bahwa pria dengan tingkat intensitas pemakaian ponsel yang tinggi (lebih dari empat jam per hari), jumlah spermanya jauh lebih sedikit dan pergerakan sperma juga lebih lambat akibat eksposur radiasi. Karena itu sangat disarankan para pria untuk menyimpan ponsel di dalam tas, tidak di kantong celana.