27.1 C
Jakarta

Pariwisata Moyudan Sleman Mulai Menggeliat

Baca Juga:

SLEMAN, MENARA62.COM – Guna menggairahkan iklim kepariwisataan di wilayah Moyudan, Sleman, Yogyakarta berbagai kegiatan mulai dilakukan. Berbagai upaya tersebut tentunya dengan pendekatan kenormalan baru dan menerapkan protokol kesehatan tang ketat.

salah satu yang dilakukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Alam Agung Lestari dari Kalurahan Sumberagung dan Pokdarwis Pesona Rahayu dari Kalurahan Sumberrahayu Kapanewon Moyudan, yaitu dengan menggelar pelatihan Manajeman Pengelolaan Desinasi Wisata dari Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman. Paket pelatihan diselenggarakan di aula balai desa Kalurahan Sumberagung Kapanewon Moyudan.

Kepada Menara2.com, Drs. Suparman, ketua Pokdarwis Alam Agung Lestari pada Ahad (20/02/2022) menjelaskan pelatihan diikuti oleh 30 orang dari Pengurus Pokdarwis Alam Agung Lestari dari Kalurahan Sumberagung dan Pokdarwis Pesonan Rahayu dari Kalurahan Sumberahayu. Pelatihan ini menghadirkan para nara sumber dari Dinas Pariwisata DIY, Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia  (ASITA ) DIY, dan Badan Promosi Pariwisata Sleman (BPPS) Rabu dan Kamis tanggal 16, 17 Februari 20.

Muhari, SH dari Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman dalam sambutannya menekankan pentingnya peningkatan sumber daya manusia (SDM) di bidang pariwisata yang masih sangat perlu untuk di-up grade terus menerus. Karena itu seusai pelatihan dua hari ini kalurahan-kalurahan yang sudah mendapatkan pelatihan akan didampingi petugas pendamping dari Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman selama tiga bulan supaya segera bisa menyelenggarakan action berupa paket wisata.

Sementara itu Sukarja, S. Kom mewakili Panewu Moyudan menyampaikan pengelolaan merupakan dasar yang sangat menentukan untuk keberhasilan sebuah usaha. “Jika pengelolaan tidak dilakukan dengan baik maka hasilnya akan merugikan kita sendiri,” demikian Sukarjo yang juga Ketua Badan Permusyawaratan Kalurahan (BPKal) Kalurahan Sumberagung.

Hari pertama  pelatihan berupa pelatihan  in class, dengan materi-materi dasar antara lain kebijakan pemerintah dalam pembangunan kepariwisataan,  peran pariwisata dalam pembangunan perekonomian,  membangun jejaring dalam upaya memperluas pasar dan menggali potensi yang ada guna untuk mengaktualisasikan jati diri dalam menyusun paket wisata.

Terkait jejaring, yang harus dibangun untuk menggeliatkan kepariwisataan adala menggelar event atau vestival wisata. Wahyudi Djaya, S.S., M.Pd. dari Badan Promosi Pariwisata Sleman (BPPS), menegaskan agar para penggiat pariwisata di Moyudan tidak segan-segan mendekati akademisi, pengusaha, masyarakat, pemerintah dan media, baik media main stream maupun media sosial. Karena jejaring akan sangat bermanfaat untuk mendapatkan akses informasi, peluang bisnis, peluang pasar, bertambahnya gagasan baru dan peningkatan kapasitas SDM.

“Jangan buruk sangka dulu, karena jika sesuatu hal yang baru lalu disikapi dengan buruk sangka sama halnya dengan menutup diri dan enggan untuk belajar,” pesan Wahyudi.

Ia menyarankan terbentuknya Forum Diskusi “Kusumoyudan” sebagai ajang untuk betukar pikiran.

Sementara itu Nyoman Rai Savitri, S.Psi. Mec. Dev. Dari Dinas Parwisata DIY menyampaikan materi tentang kebijakan pemerintah dalam pengembangan pariwisata. “Pariwisata itu mempunyai multiplayer effect, artinya sektor atau bidang ini akan menjadi trigger atau penggerak bidang lain terutama bidan ekonomi, prasarana fisik dan seterusnya. Karena itu masyarakat harus dibuat cerdas untuk menyongsong dunia pariwisata ini. Dan ini menjadi salah satu tugas dari Pokdarwis agar pariwisata mampu meningkatkan kesejaheraan masyarakat,” jelas Nyoman.

Willy dari ASITA DIY mengingatkan pentingnya karakter yang kuat dari sebuah destinasi wisata yang hendak dikelola; harus punya keunikan, yang di tempat lain  tak bisa ditemukan, singkatnya punya ciri khas atau jati diri. Termasuk dalam hal ini adalah karakter yang khas bagi pengelola dan warga desa secara keseluruhan. “Orang Jawa pada dasarnya selalu menghormati orang lain, berperilaku santun, ramah-tamah dan rendah hati, ini tantangan bagi generasi muda,” dimana itu sekarang?” tegas Willy.

Pelatihan hari kedua berupa studi orientasi di Desa Wisata Kebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten. Desa wisata yang pada tahun 2000 pernah mendapatkan juara 2 se Jawa Tengah ini mempunyai ikon yang berupa Candi Budha. Nama candi yang legendaris itu adalah Candi Sojiwan.

Dari presentasi yang disampaikan oleh ketua Pokdarwis Gandewa, Desa Kebon dalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Anna Tri Astuti bahwa untuk mendorong percepatan pariwisata di wilayah Moyudan diperlukan langkah-langkah berupa untuk mengembangkan distinasi wisata yang baru tidak harus meniru atau membuat yang baru, gali dan tumbuh-kembangkankan secara bekelanjutan potensi wisata yang sudah ada dan buatlah paket wisata yang menarik wisatawan. Unuk itu perlu sekali ditunjang dengan atraksi kesenian tadisional ala reok misalnya atau kuda lumping (di Jawa Tengah) atau jathilan (di DIY), kendaraan tradisional yang di tarik kuda atau sapi, vestival memedi manuk, wiwit ageng, vestival sepeda onthel, peragaan sistem pertanian tradisional sepeti, tandur atau tanam padi, ngluku atau bajak,  gejog lesung, atraksi kegotong-royongan lansung dari warga masyarakat, sajian kuliner dari makanan khas warga setempat, jelajah sawah, susur sungai dan lain sebagainya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!