Sepintas lalu, lokasi parkir dalam foto tersebut di atas adalah berada di kawasan jauh dari pemukiman atau sekitar hutan, di Wollongong, New South Wales, Australia. Kira-kira demikian gambaran awal kita. Memang ini agak jauh dari pemukiman, kiri dan kanan. Tak ada kantor ataupun bangunan lain di sekitarnya. Tetapi mengapa terlihat banyak mobil yang parkir?
Gambar ini saya jepret siang ini sepulang jalan kaki dari Masjid Omar Wollongong. Sebenarnya tidak jauh dari rumah kami. Sekitar 100-200 meter ke arah kota. Dari kampus UoW, sekitar 500-1000 meter. Sebenarnya di berbagai tempat lain juga banyak mobil yang parkir di pinggir jalan, yang kelihatan jauh dari pemukiman.
Lantas mobil-mobil yang diparkir tersebut, menarik perhatian saya. Lalu kucoba mencari informasi dan memikirkan mengapa demikian?
Salah satu ciri dari sebuah negara maju adalah kedisiplinan dan keputuhan warga terhadap aturan yang dibuat negara. Tentunya adalah aturan yang benar-benar dibuat untuk kepentingan bersama. Dan pihak pembuat aturan pun wajib dan patuh terhadap aturan tersebut. Tanpa ada pengecualian sama sekali.
Sebagai negara maju, di sini, negara mencoba membuat aturan yang benar. Misalnya tidak boleh parkir sembarang tempat. Berupaya agar kota atau kampus, tidak disesaki oleh kendaraan bermotor. Selain, menyebabkan kemacetan, kurangnya tempat parkir di kota atau di kampus, juga mengurangi pencemaran udara akibat asap kendaraan bermotor.
Di kampus atau di kota, semua tempat parkir sudah ditentukan pemiliknya. Jika ada parkir kosong, maka mahal biayanya. Kalau salah parkir, dendanya cukup besar. Tetapi negara telah mengantisipasinya, dengan cara menyiapkan transportasi yang nyaman dan murah.
Mereka yang tinggal di pinggiran atau di kawasan pemukiman lalu bekerja di kota, tak perlu harus membawa kendaraan ke kota. Mereka cukup membawa mobilnya dari rumah, lalu parkirlah di kawasan tertentu yang bebas biaya parkir dan dekat dengan halte bus.
Dari halte itu, naik bus ke kota dengan biaya murah atau malahan gratis, nyaman dan tepat waktu. Di sini, bus datang setiap sepuluh menit mulai pagi sampai jam 10 malam. Tak usah khawatir terlambat atau tak ada bus. Hal penting diingat, ikuti jadwal yang sudah ditetapkan.
Demikian pula jika mau ke kampus. Di kampus memang ada lahan parkir. Lahan itu terutama dikhususkan untuk dosen dan pegawai. Untuk mahasiswa? Ada tapi bayar parkir mahal. Kalaupun mahal, sulit mendapatkan parkir. Untung-untungannya juga.
Makanya sebagian besar mahasiswa yang rumahnya jauh dan harus naik mobil, maka mobilnya akan diparkir di pinggir jalan. Lalu jalan kaki ke kampus yang jaraknya cukup dekat, rindang, pedesterian bagus, dan aman. Dengan jalan kaki, akan menyehatkan badan dan mengurangi tingkat kebuntuan berpikir. Bahkan dengan berjalan kaki, dapat membakar kalori atau lemak dalam tubuh.
Keamanan
Bagaimana dengan mobil yang diparkir di pinggir jalan, apakah aman? Selama ini dianggap aman. Ada cctv yang mengawasinya. Hampir semua kawasan di sini memang diawasi melalui cctv. Selain itu, saya juga pernah lihat polisi sedang patroli. Makanya jangan khawatir, walaupun kewaspadaan tetap perlu dan menjadi perhatian.
Model parkir seperti ini memang banyak untungnya bagi kehidupan masyarakat. Antara lain mengurangi kepadatan lalu lintas. Mengurangi pemakaian bahan bakar yang dapat menyebabkan pemanasan global. Mendisiplinkan warga masyarakat. Memaksa warga agar lebih sehat dengan cara banyak berjalan kaki. Dan seterusnya.
Apakah ini dapat diterapkan di negara kita? Saya kira boleh jadi. Tentu memang perlu dipelajari dan dipertimbangkan dari berbagai aspek. Memang tidak mudah dan mungkin saja mendapat tantangan dari berbagai pihak. Jangan lupa, negara harus menyiapkan fasilitas lainnya. Misalnya bus yang nyaman, jalanan yang luas untuk parkir, pedesterian yang bagus, dan seterusnya.
Memang tidak mudah dan perlu waktu. Tetapi dari sekarang saya pikir sudah bisa dimulai secara baik dan bijaksana. Pelan-pelan tetapi pasti. Insya Allah.
Penulis:Haidir Fitra Siagian, Gwynneville, Selasa (11/6/2019) jelang buka puasa.