23.1 C
Jakarta

Pastikan Guru Penggerak Mampu Bawa Perubahan, Dirjen Nunuk Kunjungi SMA Negeri 2 Kendari

Baca Juga:

KENDARI, MENARA62.COM – Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nunuk Suryani mengunjungi SMA Negeri 2 Kendari, Sulawesi Tenggara pada Selasa (20/8/2024). Kunjungan tersebut bertujuan untuk menyaksikan dari dekat bagaimana seorang guru penggerak mampu menjadi agen perubahan di sekolah yang dipimpinnya. Kebetulan SMAN Negeri 2 Kendari sudah setahun terakhir ini dipimpin oleh seorang guru penggerak.

“Kita bisa menyaksikan bersama bagaimana kepala sekolah SMA N 2 Kendari yang merupakan guru penggerak dalam satu tahun memimpin sekolah telah banyak melakukan perubahan,” ujar Dirjen Nunuk Selasa (20/8/2024).

Beberapa perubahan yang dilakukan kepala sekolah SMA N 2 Kendari adalah menggunakan memaksimalkan asset yang ada untuk digunakan menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah. Selain itu juga membentuk komunitas belajar di sekolah sehinggaa proses pembelajaran menjadi  jauh lebih menyenangkan.

Dirjen Nunuk memastikan bahwa program guru penggerak merupakan program unggulan pemerintah yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. Melalui program ini guru didorong memiliki dedikasi tinggi, kompetensi dan keberanian untuk melakukan inovasi dalaam mengajar serta memimpin proyek-proyek Pendidikan. “Guru penggerak adalah agen perubahan yang telah terbukti mampu menginspirasi dan meningkatkan kualaitas pembelajaran di sekolah-sekolah,” kata Dirjen Nunuk.

Hingga saat ini diakui Dirjen Nunuk sudaah ada sekitar 100 ribu guru penggerak yang sudah lulus. Mereka diproyeksikan menjadi pemimpin pada satuan pendidikan seperti kepala sekolah dan pengawas sekaligus menjadi agen transformasi Pendidikan.

“Selain jadi kepala sekolah atau pengawas, guru penggerak juga bisa menjadi penggerak komunitas di sekitarnya. Misalnya ada guru penggerak yang belum memenuhi syarat administrasi sebagai pemimpin satuan Pendidikan, maka kami sangat berharap guru penggerak bisa menjadi penggerak komunitas, menjadi instruktur profesi guru dana lainnya,” ujar Dirjen Nunuk.

Ia juga berharap program guru penggerak ini akan terus berlanjut guna memenuhi kebutuhan pemimpin satuan pendidikan di seluruh Indonesia. Pihaknya berkoodinasi dengan pemerintah daerah terus memonitor karier guru penggerak. “Berapa kuota kepala sekolah di satu daerah, berapa kepala sekolah atau pengawas yang pension, lalu kami menetapkan kuota untuk guru peenggerak ini. Intinya guru penggerak bertujuan memenuhi kebutuhan pemimpin Pendidikan di masa mendatang,” tegas Dirjen Nunuk.

Pada kesempatan yang sama, Kepala SMAN 2 Kendari Nur Aida mengakui bahwa program guru penggerak sangat bermanfaat untuk membekali guru-guru menjadi pemimpin masa depan pada satuan pendidikan. “Saya mendapatkan pembekalan yang luar biasa setelah mengikuti program guru penggerak dan itu membantu saya saat menjadi kepala sekolah di sini,” ujar Nur Aida.

Salah satu kompetensi penting yang dipelajari dalam program guru penggerak yang kemudian diimplementasikan selama menjadi kepala sekolah adalah KSE (kompetensi sosial emosional). KSE ini penting karena nilai-nilai guru penggerak menuntut untuk mengajar yang berpihak pada murid, mampu berinovasi sesuai zaman, mampu berkolaborasi dengan guru dan pihak lain, mandiri dengan terus belajar dan berkembang, dan mampu merefleksikan diri demi tindak lanjut pembelajaran berikutnya.

Selama satu tahun mengimplementasikan ilmu yang dipelajari dalam program guru penggerak, Nur Aida mengaku rapor SMA N 2 Kendari meningkat. “Awalnya rapor Pendidikan kami ada yang merah, lalu kamai lakukan berbagai perubahan, Alhamdulillaah sekarang semuanya baik, numerasi dan literasi juga naik bahkan kita dapat bonus kinerja,” tambahnya.

Ia berharap pemerintah memberikan kesempatan lebih luas lagi kepada guru-guru untuk mengikuti program guru penggerak. Karena manfaatnya yanag sangat besar bagi guru, siswa, maupun sekolah.

Harapaan senada juga disampaikan Rasni, guru mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA N 2 Kendaari. Peserta program guru penggerak aangkatan 3 tersebut mengakui bahwa program guru penggerak memberikan manfaat luar biasa bagi guru untuk meningkatkan kompetensinya. “Dulu saya kalau mengajar monoton, anak disuruh menulis, mengerjakan Latihan dan sudah begitu saja. Setelah mengikuti program guru penggerak, cara mengajar saya menjadi lebih variative. Ada ide-ide model pelajar termasuk memanfaatkan asset yang ada untuk menunjang pembelajaran. Siswa pun semakin antusias,” ujarnya.

Menjadi peserta program guru penggerak juga memaksa Rasni harus belajar teknologi. Dan itu sangat membantunya dalam proses pembelajaran siswa.

Manfaat serupa juga diakui Mohammad Rawal, guru matematika SMAN 2 Kendari, guru penggerak angkatan kedua. Ia mengaku sejak mengimplementasikan model mengajar yang diajarkan program guru penggerak, kini siswa lebih tertarik untuk belajar matematika.

“Awalnya siswa banyak yang tidak suka pelajaran matematika. Tetapi Ketika saya sampaikan dengan cara yang interaktif, kolaboratif dan implementatif, kini siswa menjadi asyik belajar matematika,” tegasnya.

SMA N 2 Kendari memiliki 90 guru, dimana 3 diantaranya adalah lulusan program guru penggerak. Nur Aida sendiri terus mendorong guru-guru di sekolah yang dipimpinnya untuk mengikuti program guru penggerak.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!