PALU, MENARA62.COM– Paska diselenggarakannya Pekan Budaya Indonesia (PBI) ke-3 di Kota Palu, Sulawesi Tengah oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Pemerintah Kota Palu akan menjadikan Kampung Kaili sebagai Kawasan Edukasi. Pada pelaksanaan PBI ke-3, kampung tersebut  dihadirkan untuk memeriahkan PBI dan Festival Pesona Palu Nomoni.
“Diselenggarakannya Pekan Budaya Indonesia ini dimaksudkan untuk mendorong dan membantu menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan dan juga ekosistem kebudayaan di daerah-daerah,” demikian disampaikan Sekretaris Ditjen Kebudayaan, Nono Adya Supriyatno, usai penutupan PBI, di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu malam (28/9/2017).
Pada kesempatan penutupan PBI ke-3 ini, Walikota Palu, Sulawesi Tengah, Hidayat, menyampaikan komitmen pemerintah Kota Palu akan menjadikan Kampung Kaili tersebut sebagai kawasan Edukasi.
“Usai acara ini, ke depan kita akan buat kawasan tersebut sebagai kawasan edukasi. Seperti menghadirkan edukasi kebudayaan, edukasi anti korupsi, edukasi bahaya narkoba, edukasi kuliner, edukasi sejarah, dan sebagainya,” jelas Walikota Palu.
Kampung Kaili ini dihadirkan dengan konsep kembali ke kampung dengan menggambarkan kearifan lokal masyarakat Kaili yang kaya dengan kebudayaannya.
“Kampung Kaili kedepannya akan diajurkan masyarakat yang berkunjung kesini dapat menggunakan pakaian adat ataupun atribut budayanya dari masing-masing daerah, untuk mewujudkan Kebinekaaan di Kota Palu,” jelas Hidayat.
Diakui Walikota, penyelenggaraan PBI di Kota Palu telah menghidupkan budaya nenek moyang yang amat dinantikan oleh masyarakat. Dimana budaya nenek moyang dan ritual yang sudah lama tidak disaksikan, melalui PBI masyarakat kembali bisa menyaksikannya.
Salah satu ritual nenek moyang tertua yang ditampilkan adalah ritual Balia. Ritual ini merupakan ritual penyembuhan, ritual penolakan bala, dan ada juga ritual penyambutan panen yang dahulu digunakan nenek moyang.
“Dikesempatan ini, kita dapat memperlihatkan kembali ritual-ritual yang dahulu digunakan nenek moyang tersebut kepada masyarakat yang mungkin tidak mengenal ritual-ritual nenek moyang,” tutur Walikota Palu.
Walikota berharap semua elemen masyarakat Kota Palu bisa menjaga dan melestarikan budaya nenek moyang. Bahkan diputuskan setiap Kamis para siswa wajib mengenakan atribut budaya masing-masing daerah.