SUKOHARJO, MENARA62.COM — Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Sukoharjo menyelenggarakan diskusi publik dengan tema Rekonstruksi Gerakan Perempuan yang Mencerahkan Peradaban Bangsa di Era Postmodern. Diskusi dilakukan di Gedung Seminar FEB pukul 19.30-22.00 WIB, Kamis (12/10/2017).
Diskusi publik ini sekaligus penjadi pembuka Diksuswati se-Sukoharjo yang diselenggarakan tiga hari ke depan yang di mulai tanggal 13-15 Oktober bertempat di Gedung PCM Kartasura.
Diskusi publik dan GO Diksuswati ini dibuka secara langsung oleh IMMawan Alun Pratama, ketua umum PC IMM Cabang Sukoharjo. Dalam pidatonya IMMawan Alun Pratama mengatakan, banyak tokoh perempuan masa lalu yang dapat dijadikan contoh sekaligus dapat dimunculkan kembali semangat juangnya pada era ini. Lebih lanjut ia berpesan, menjadi seorang perempuan itu harus cerdas dan berintegritas.
Diskusi ini menghadirkan empat pembicara yang masing-masing mewakili pergerakan mahasiswa se-Solo raya. Keempatnya yaitu, Lailatul Khusna (Kabid IMMawati PC IMM Sukoharjo), Titik Puji Lestari (Staf Kaderisasi KAMMI Al-Fath, Solo), Habsyah Fitri Aryani (ketua KORPRI PMII Cabang Sukoharjo), dan Rahmatul Mahdalina (Ketua Kohati HMI Cabang Sukoharjo).
Diskusi yang dipandu Anisa Kurniarahman, Kader IMM KH Mas Mansur ini, berjalan lancar dan berakhir tepat pada waktunya. Hadirin pun nampak antusias menyimak setiap materi yang disampaikan pembicara. Suasana semakin seru ketika waktu tanya jawab dimulai.
Peserta diskusi banyak yang menanyakan tentang keresahannya terkait gerakan keperempuanan.
Panitia diskusi berharap, perempuan dapat mengetahui sejarah pergerakan perempuan di Indonesia sekaligus model gerakannya. Kader pergerakan perempua, mampu tanggap dalam menyikapi isu keperempuanan masa kini, dan memiliki konsep jelas untuk mencerahkan peradaban bangsa.
“Sekarang bukan saatnya lagi perempuan mempertanyakan kedudukannya terhadap laki-laki, bukan lagi saatnya menuntut  kesetaraan dengan laki-laki. Namun sudah saatnya perempuan melakukan aksi nyata berperan dalam setiap lini kehidupan baik dalam lingkungan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” Habsyah Mahdalina.