KUALA LUMPUR, MALAYSIA, MENARA62.COM — PCIM-PCIA Malaysia dan Unimus Semarang, Kolaborasi Pemberdayaan Masyarakat. Kolaborasi dilakukan melalui penandatanganan kesepahaman, untuk melakukan pemberdayaan masyarakat di Malaysia.
Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PCIM-PCIA) Malaysia bersama Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) menandatangani sebuah MoU pada Pada Jumat (7/2/2020).
Penandatangan MOU yang berlangsung di Rumah Dakwah PCIM Malaysia di Gombak itu, didahului dengan sarasehan dan kajian tentang Pemberdayaan ‘Aisyiyah oleh Dr. Eny Winaryati, ketua LPPM Unimus. Peserta sarasehan malam itu, adalah ibu-ibu ‘Aisyiyah Malaysia dan sebagian pengurus PCIM dan PCIA Malaysia. Sarasehan turut dihadiri Ketua PCIM Malaysia Dr Sonny Zulhuda, Ketua PCIA Malaysia Nita Nasyithah, serta rombongan LPPM Uhamka Jakarta.
Dalam kesempatan itu, Eny, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Tengah mengulas peran penting yang dimainkan para pendahulu Aisyiyah, dalam memberdayakan kaum wanita. Yang hebatnya, kata Eny, para aktivis ‘Aisyiyah dulu seperti Siti Bariyah dan Siti Walidah, sudah aktif sejak mereka masih usia remaja. Ini menunjukkan kecerdasan yang mereka miliki termasuk cerdas intelektual dan sosial.
Di depan warga PCIA, Dr Eny memaparkan beberapa agenda utama PP ‘Aisyiyah utamanya di bidang kesehatan reproduksi dan pemberdayaan ekonomi. Selain itu, agenda besar yang terus dibawa pergerakan wanita tertua yang telah berusia seabad lebih itu adalah, Gerakan Jamaah Dakwah Jamaah (GJDJ) dan pembentukan Qaryah Tayyibah.
Pada intinya, gerakan ini menekankan bahwa tujuan utama Muhammadiyah hanya akan tercapai jika ada upaya kolektif dari keseluruhan komponen termasuk para wanitanya.
Melihat semangat ibu-ibu ‘Aisyiyah di Malaysia, doktor dalam bidang pendidikan matematika ini, menawarkan beberapa program pemberdayaan untuk ‘Aisyiyah di Malaysia, seperti pelatihan kewirausahaan, ilmu bisnis, dan keterampilan membatik.
Keterampilan
Sementara itu, ketua PCIA Malaysia Nita Nasyithah MEd menyambut baik inisiatif Unimus dan PWA Jawa Tengah. Menurut Nita, ibu-ibu ‘Aisyiyah Malaysia yang memiliki berbagai profesi dan kegiatan selalu antusias untuk mempelajari ilmu dan ketrampilan baru. Keterampilan membatik bisa menjadi skill unggulan dimasa depan menambah skill yang sudah dikembangkan di PCIA Malaysia seperti ilmu bekam, akupunktur, acupressure, skill menulis, komunikasi publik dan lain-lain.
MOU yang ditandatangani malam itu memiliki kesepakatan penting, diantaranya kerjasama dalam bidang pemberdayaan dan pelayanan masyarakat. Pada praktiknya, pemberdayaan ini bisa dilakukan dalam bentuk memfasilitasi pendidikan dan pelatihan warga PCIM Malaysia dalam berbagai bidang. Seiring dengan itu, Unimus juga berminat untuk menjalankan kegiatan mobility bagi mahasiswa dan stafnya baik dalam bentuk KKN maupun kegiatan lainnya. MOU ditandatangani oleh Dr. Sonny Zulhuda mewakili PCIM Malaysia dan Prof Dr Masrukhi (Rektor Unimus) yang diwakili oleh Dr Eny Winaryati.
Dalam kesempatan saresehan itu, perwakilan dari Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) turut menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan KKN Internasional yang dilaksanakan di PCIM Malaysia. Sekretaris LPPM Uhamka Dr Gufron Amirullah mengatakan, program KKN Internasional di Malaysia ini memiliki target yang sangat jelas dan strategis, yaitu pendampingan dan pemberdayaan buruh migran.
Uhamka yang ikut mengutus mahasiswanya ke Malaysia untuk ber-KKN, melihat banyak ruang dan kesempatan pemberdayaan yang bisa diisi oleh para mahasiswa baik di bidang soft skill, ilmu keagaaman, seni Islam maupun skill bahasa asing untuk buruh migran Indonesia. Gufron yakin, PCIM Malaysia dapat menjadi mitra strategis Uhamka dan juga PTM-PTM lainnya dalam rangka bakti sosial baik untuk para mahasiswa maupun sivitas akademik.
Sumber: Tim Media PCIM Malaysia