Bandung, menara62.com – Kebutuhan kuota internet dalam pembelajaran jarak jauh atau daring kerap menjadi beban bagi para orangtua murid di masa pandemi Covid-19.
Sangat dibutuhkan, tidak dipungkiri kebutuhan tersebut kerap mengganggu stabilitas ekonomi rumah tangga.
Fenomena yang terjadi di masyarakat ini menggugah rasa empati dari para siswa di SMP Muhammadiyah 8 Bandung, yang berinisiatif menggalang gerakan infak secara virtual.
Hasil infak untuk dibelikan paket kuota bagi para pelajar lain yang membutuhkan dari berbagi jenjang pendidikan di lingkungan pendidikan Muhammadiyah se-Kota Bandung.
Gerakan infak paket kuota internet bernama, Dari Pelajar Untuk Pelajar, ini sudah dimulai sejak dua minggu lalu, jadi teman-teman SMP Muhammadiyah 8 Bandung memberikan donasi seikhlasnya yang ditransfer ke nomer rekening sekolah. Ada yang Rp 20 ribu, Rp 50 ribu, sampai Rp 100 ribu jadi enggak ada patokan besarannya,” ujar Ketua Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) SMP Muhammadiyah 8 Bandung, Axl Priyangga Maheswara di sela penyerahan donasi di SMP Muhammadiyah 8 Bandung. Selasa (8/9/2020)
Menurutnya, dari donasi selama kurun waktu dua pekan tersebut, total infak yang terkumpul telah Rp. 14,3 juta.
Jumlah tersebut selanjutnya dibelikan sekitar ratusan kartu perdana dan voucer paket kuota dari salah satu provider sebesar 5.850 gigabyte untuk dibagikan kepada 650 pelajar yang membutuhkan dari 15 sekolah, dengan rata-rata 8,5 GB untuk 50 siswa per sekolahnya.
“Memang kami tidak dapat mengelak bahwa kuota internet ini juga dibutuhkan oleh teman-teman, tapi kami menilai ternyata masih banyak pelajar lain yang tidak seberuntung kami hanya untuk dapat mengikuti KBM online, bahkan ada yang harus ikut tetring ke tetangganya atau juga ke pos satpam untuk dapat tetap belajar, jadi melalui hal kecil yang bisa kita lakukan ini mudah-mudahan bisa meringankan beban mereka,” ucapnya.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Muhammadiyah 8 Bandung, Cepi Aunilah mengatakan, bahwa penggalangan donasi infak kuota internet ini murni diinisiasi kesadaran para peserta didiknya untuk membantu sesamanya, tanpa ada desakan dari sekolah maupun pihak manapun.
Apalagi mereka mengetahui, bahwa pemerintah pun akan memberikan bantuan kuota internet merdeka belajar namun penyalurannya baru dilakukan bulan Oktober mendatang, sedangkan kebutuhan akan kuota internet itu sangat di butuhkan setiap hari sejak beberapa bulan lalu.
“Paket kuota internet dari pemerintah baru akan disalurkan bulan depan, sedangkan kebutuhan ini sudah mendesak sejak beberapa waktu lalu untuk para pelajar mengikuti KBM daring, maka gerakan dari pelajar untuk pelajar mendahului program pemerintah karena sudah sangat mendesak kebutuhannya bagi para pelajar dapat tetap mengenyam pembelajaran,” ucapnya.
Cepi menyadari bahwa bantuan sebesar 8,5 GB per siswa tidak akan mampu mengatasi masalah dari ketersediaan kuota internet yang akan terus dibutuhkan selama belum diperbolehkannya KBM digelar secara tatap muka.
Namun upaya ini minimal mampu meringankan beban ekonomi para orangtua siswa setidaknya selama satu bulan ini.
“Bantuan ini sudah diserahkan ke semua sekolah yang siswanya membutuhkan, melalui kepala sekolahnya masing-masing. Kami berharap jangan sampai, niat belajar anak-anak secara sungguh-sungguh kemudian terkendala bahkan terhenti hanya karena masalah teknis ketersediaan fasilitas seperti kuota internet maupun perangkat pendukung lainnya,” katanya.
Peduli kebutuhan belajar daring, IPM SMP Muhammadiyah 8 Bandung, gelar infaq Paket Kuota Internet
- Advertisement -