JAKARTA, MENARA62.COM– Rutinitas kerja kantoran ternyata rentan dengan gangguan WMSD (work related musculoskeletal disorder). Gangguan berupa rasa nyeri pada saraf, urat, otot, tulang dan sendi ini terjadi akibat pekerjaan yang dilakukan secara berulang dan menetap.
Pada kasus nyeri yang masih ringan, gangguan tersebut bisa diatasi dengan urut atau istirahat yang cukup.Tetapi pada kasus WMSD yang hebat, solusi yang tepat adalah pergi ke dokter. Sebab nyeri yang hebat hanya akan membuat produktivitas seseorang menurun.
“Harus dicari penyebab dari nyeri tersebut agar penanganannya tepat dan pasien bisa kembali beraktivitas,” papar Dr Sapto Adji SpOT, spesialis bedah ortopedi RS Premier Bintaro di sela temu media, Kamis (16/03/2017).
Penelitian menunjukkan lebih dari 51 persen pekerja kantoran mengeluhkan nyeri pada leher, bahu dan lengan atas. Dari prosentase tersebut 7 persen diantaranya mengalami kesulitan menepati kegiatan rutin atau terjadwal, 9 persen mengalami gangguan konsentrasi dan 16 persen kesulitan menggunakan pena, keyboard dan benda lainnya.
Pada umumnya, lanjut Dr Sapto, gangguan WMSD tidak sampai harus operasi, cukup dengan obat-obatan dan fisioterapi. Tetapi yang lebih penting diketahui bahwa gangguan-gangguan tersebut bisa dicegah dengan mudah.
Pencegahan bisa dimulai dengan mengubah hal-hal kecil antara lain memperbaiki posisi duduk, peralatan di ruang kerja yang lebih ergonomis, dan senam atau melakukan peregangan di sela aktivitas kerja.
Adapun faktor risiko WMSD antara lain kegemukan, pekerjaan fisik (gerak berulang, gerak fisik, gerak membungkuk), postur statis seperti duduk terlalu lama, dan faktor psikologis seperti dikejar target pekerjaan.
Diakui Dr Sapto, prevalensi penderita WMSD cukup tinggi. Diperkirakan lebih dari 80 persen masyarakat pernah mengalami nyeri minimal nyeri pinggang. Dan sebagian besar WMSD ditemukan pada usia produktif