24.6 C
Jakarta

Pelajar Indonesia di Prancis Rayakan Sumpah Pemuda Lewat Webinar Aksi Iklim

Baca Juga:

PARIS, MENARA62.COM – Kedutaan Besar Republik Indonesia di Paris, Prancis, terus mendukung generasi muda Indonesia untuk berkreasi dan berinovasi dengan semangat Merdeka Belajar yang digaungkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, salah satunya adalah dengan mendukung Webinar Pelajar Indonesia Aksi Peduli Iklim, tepat pada Hari Sumpah Pemuda, Kamis (28/10).

Wakil Duta Besar KBRI Paris, Fernando Alwi, dalam sambutannya menyampaikan, KBRI Paris mendukung upaya para pelajar Indonesia, khususnya yang berkedudukan di Prancis untuk menyebarluaskan keberhasilan Indonesia dan komitmen pemerintah dalam aksi iklim.

“Contoh keberhasilannya adalah berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang menunjukkan bahwa luas kebakaran lahan dan hutan semester pertama tahun 2020 secara keseluruhan mengalami penurunan 52,41%. Capaian ini bukti nyata komitmen Indonesia dalam penandatanganan COP ke-21 tahun 2015,” ucap Fernando dalam siaran persnya, Sabtu (30/10).

Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Prancis, Hari Restu dan Koordinator Kegiatan Webinar, Aji Said Iqbal, dalam kesempatan yang sama menyampaikan webinar digelar sebagai bentuk kepedulian pelajar Indonesia di Prancis untuk mendukung pemerintah menyukseskan komitmen Indonesia mengantisipasi perubahan iklim. “Komitmen tersebut di antaranya adalah mengurangi emisi demi menjaga kenaikan suhu bumi di bawah 1.5º Celsius,” tutur Hari.

Kegiatan juga diisi dengan paparan karya ilmiah para mahasiswa yang terpilih sebagai finalis kompetisi karya ilmiah yang bertema aksi iklim. Tampil dalam presentasi sebanyak lima orang mahasiswa dan telah terpilih tiga orang juara, yaitu: Juara 1 diraih Ariq Kusuma Wardana dari Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya dengan judul esai “Peluang Akselerasi Energy Storage di Indonesia Guna Meningkatkan Keandalan Sistem Tenaga Listrik Pada Era Transisi EBT”. Juara 2 diraih Ridho Arisyadi dari Institut Teknologi Bandung dengan judul esai “PLTS Atap dan Peralatan Rumah Cerdas sebagai Solusi Krisis Iklim Dari Rumah Tangga Indonesia”. Juara 3, Putri Indah Purwati dari Universitas Jember, menampilkan karya “Meminimalisir Emisi Gas Rumah Kaca Dari Sektor Pertanian Melalui Optimalisasi Proses Budidaya Pada Lahan Pertanian”.

Pada kesempatan ini, Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Paris, Warsito, mengapresiasi webinar ini. “Semoga ini menjadi pengalaman berharga bagi para pelajar Indonesia selama studi di Prancis, terutama terkait aksi iklim, dan praktik baik bagaimana pemerintah Prancis peduli terhadap perubahan iklim, termasuk komitmen para politisi. Hal ini dapat menjadi rekomendasi bagi Pemerintah Indonesia,” ucap Warsito. Atdikbud Warsito juga menerima poin-poin rekomendasi aksi iklim untuk diteruskan kepada kementerian terkait yang diserahkan oleh panitia diwakili Koordinator Kegiatan Webinar.

“Rekomendasi merupakan hasil analisis dan kajian dari para pemateri, karya ilmiah peserta, dan juga kajian praktik baik tentang pengelolaan perubahan iklim di Prancis,” tutur Aji yang menjelaskan webinar diikuti para pelajar dan mahasiswa Indonesia di Prancis.

Turut hadir sebagai pembicara dalam webinar ini adalah Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Laksmi Dhewanti; Dosen Jurusan Lingkungan Universitas Indonesia dan Pimpinan The Environment Institute, Mahawan Karuniasa; Pegiat Organisasi Nonprofit Carbonethics Indonesia, Naifah Uzlah Istya Putri.

Disampaikan Dirjen Laksmi, terdapat program pemerintah yaitu Kampung Iklim yang tahun ini telah mencapai 5.000 kampung dan ditargetkan naik pada 2025 dengan jumlah 25.000 kampung. “Program ini mendorong warga kampung menciptakan program seputar tantangan iklim sesuai permasalahan di kampung tersebut,” ucap Dirjen Laksmi.

Sementara itu, Mahawan dan Naifah memaparkan kondisi iklim di Indonesia saat ini dan rekomendasi strategi dapat diambil pemerintah bersama masyarakat guna mengurangi dampak perubahan iklim. “Keterpaduan semua sektor dalam pembangunan untuk mengintegrasikan perencanaan terkait lingkungan dan perubahan iklim harus menjadi pilar,” ucap Mahawan.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!