WAJO, MENARA62.COM– Menandai dimulainya proyek pembangunan bendungan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono bersama Gubernur Sulawesi Selatan Yasin Limpo dan anggota Komisi V DPR RI Andi Iwan Aras secara simbolis melaksanakan dimulainya pengalihan aliran sungai (river closure) Sungai Gilirang ke saluran pengelak Bendungan Paselloreng, di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Rabu (19/04/2017).
Turut mendampingi Menteri Basuki, yakni Inspektur Jenderal Rildo Ananda Anwar, Dirjen Sumber Daya Air Imam Santoso, Kepala Pusat Bendungan Made Sumiarsih, Kepala Balai Pompengan Jeneberang Agus Setiawan, Kepala Pusat Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja dan Direktur Operasi Wika Chandra Dwiputra.
Membangun infrastrukur ibarat musik Rock and Roll, secara cepat. Karena kita sudah tertinggal jauh dari negara-negara lain dalam penyediaan infrastruktur.
“Saat ini kerja cepat saja tidak cukup, namun harus kerja lebih cepat dan kerja lebih keras untuk mengejar ketertinggalan,” papar Menteri Basuki.
Dalam pembangunan Bendungan Paselloreng, Kementerian PUPR menerapkan kerja dengan 3 shift selama tujuh hari dalam seminggu. Dengan progres yang telah mencapai 54 persen, ditargetkan akan selesai lebih cepat yakni Juli 2018.
Bendungan Passeloreng merupakan bagian dari 49 bendungan baru yang dibangun pada masa Kabinet Kerja. Pembangunannya dimulai 1 Juni 2015 dan dari rencana awal sesuai kontrak ditargetkan selesai 2019. Konstruksi dilakukan oleh PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk – PT. Bumi Karsa dengan nilai kontrak Rp 701 miliar.
Daya tampung bendungan sebesar 138 juta m3 dan direncanakan dapat mengairi irigasi seluas 7.000 ha, air baku 305 liter/detik dan mengurangi banjir di Kabupaten Wajo.
“Negara Tiongkok punya seratus ribu bendungan. Sementara kita (Indonesia) baru memiliki 231 bendungan dan dalam lima tahun kedepan akan kita bangun 49 bendungan baru,” jelasnya.
Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo mengatakan pembangunan Bendungan Paselloreng merupakan wujud nyata yang dilakukan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan air pada daerah pertanian agar hasilnya dapat meningkat. Provinsi Sulsel adalah salah lumbung pangan nasional terbesar.
“Pada akhirnya peningkatan taraf hidup petani dan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai,” ungkapnya.