31.3 C
Jakarta

Pemberian ASI, Cara Tepat Cegah Stunting

Baca Juga:

JAKARTA – Stunting atau tubuh pendek bukan sekedar kegagalan mencapai tinggi badan sesuai potensi genetik. Stunting juga menyangkut defisit kognitif dimana anak tidak bisa berprestasi akaddemik secara maksimal.

“Karena itu, stunting menjadi pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan jika ingin generasi mendatang memiliki kualitas baik,” kata dr Wiyarni Pambudi, Satgas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), di sela temu media Hari ASI Sedunia, Rabu (16/8).

Selain itu, stunting lanjutnya juga akan berimbas pada hilangnya peluang pekerjaan yang baik. Itu artinya, peluang memperbaiki kondisi sosial ekonomi menjadi lebih kecil.

Penelitian bahkan menunjukkan ibu stunting meresiko melahirkan bayi  dengan berat badan rendah 4 hingga 5 kali serta meningkatkan risiko penyakit degeneratif.

Upaya menekan kasus stunting, pemberian air susu ibu (ASI) dengan tepat sangat penting. Pemberian ASI ini dilakukan sejak bayi baru lahir (inisiasi menyusui dini), ASI ekslusif dilanjutkan ASI pada 2 tahun pertama kehidupan.

Penelitian menunjukkan selain mencegah stunting, pemberian ASI eksklusif menurunkan risiko kematian akibat pneumonia 15 kali dan risiko kematian akibat diare 10,5 kali.

Sementara itu Direktur Gizi Masyarakat Kemenkes Ir Doddy  Izwardi mengatakan untuk meningkatkan angka cakupan pemberian ASI, pemerintah telah menerbitkan berbagai peraturan. Misalnya UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, PP No 33 Tahun 2002 tentang Pemberian ASI Eksklusif, Permenkes 39 tahun 2013 tentang susu formula bayi dan lainnya.

Meski sudah banyak aturan terkait pemberian ASI, faktanya di lapangan masih banyak bayi yang belum memperoleh ASI dengan baik. Beberapa faktor diantaranya raa cemas ibu, lingkungan yang tidak mendukung, air susu hanya keluar sedikit, ibu bekerja dan lainnya.

Untuk itu Kemenkes telah menerapkan berbagai strategi terkait ASI ini. Dantaranya menciptakan lingkungan yang kondusif terkait perilaku pemberian ASI, penguatan sarana layanan kesehatan, peningkatan komitmen dan kapasitas pemangku kepentingan dalam meningkatkan, melindungi, mendukung pemberian ASI dan makanan pendamping ASI serta pemberdayaan ibu, keluarga dan masyarakat dalam praktik pemberian ASI maupun makanan pendamping ASI.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!