BIMA, MENARA62.COM— Tim relawan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Jawa Tengah yang berjumlah 11 orang, terus menyelesaikan tugas pembersihan kawasan ponpes al ihlas Muhammadiyah Kota Bima. Tim ini tiba di Kota Bima tanggal 2 Januari lalu.
“Instruksi pimpinan, tugas kami melakukan pembersihan kawasan ponpes. Hari ini tanggal 7 Januari selesai 100% meliputi 14 kamar santri putri dan 1 kamar ustadzah; 8 kamar mandi; 1 ruang aula; pengecatan; perbaikan drainase; pelistrikan; halaman beserta lingkungan sekitar,” tutur Heri Ashari di Bima, (7/1/2017), pengurus MDMC Jateng yang bertugas sebagai koordinator.
Pria asal Jepara ini menuturkan “Awalnya kami ragu karena dampak banjir ini sungguh hebat. Lumpur dan sampah menumpuk dimana-mana, belum lagi kubangan air dan bau tak sedap, tetapi berkat semangat teman-teman relawan dan dibantu asatidz pondok, semua bisa kami selesaikan. Lega rasanya kami bisa memberikan yang terbaik,” ujarnya.
Heri yang sehari hari bekerja sebagai pengrajin ukir di Jepara ini juga menuturkan bahwa “anggota tim yang ditunjuk ini ternyata memiliki keterampilan pertukangan yang relatif memadai, termasuk urusan kelistrikan. Saya sendiri mengetahui ketrampilan mereka setelah bekerja bersama sama di sini,” imbuhnya.
Kesebelas relawan Jateng ini berasal dari beberapa daerah, yaitu Surakarta, Temanggung, Magelang, Klaten, Banyumas, Jepara, Sragen dan Tegal.
Salah seorang relawan Mursito, asal Surakarta yang ikut bergabung dalam tim bahkan punya harapan lain. “Melihat kondisi secara umum Kota Bima pasca banjir dan juga sekolah sekolah Muhammadiyah yang kondisinya seperti ini, saya belum puas. Sepertinya belum tuntas tugas ini. Bahkan, saya sudah meminta kepada pimpinan untuk memperpanjang masa tugas di Kota Bima ini,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, banjir yang melanda Kota Bima melanda 33 kelurahan dari 38 kelurahan yang ada. Banjir terjadi dua kali, yaitu tanggal 21 Desember dan 23 Desember 2016 yang lalu. Akibatnya, tumpukan sampah bercampur dengan barang barang yang hanyut beserta lumpur, menjadi pemandangan yang mengerikan pasca banjir. Bahkan beberapa orang menyebut gambaran Kota Bima seperti Aceh pasca tsunami 2004 dengan skala yang berbeda.
Disinggung soal harapan relawan tersebut, Eko Hari Mursanto, MDMC PP Muhammadiyah yang mendampingi mengatakan “Saya rasa semua relawan mempunyai perasaan dan keinginan yang sama untuk berbuat lebih baik. Tetapi saat ini yang terpenting target pekerjaan tercapai. Besok tim ini akan kami gerakkan ke lokasi lain. Salah satunya penataan lingkungan dan halaman PKU Muhammadiyah Kota Bima. Mereka akan membantu staf dan karyawan PKU yang juga melakukan kegiatan yang sama,” ujar pria asal Klaten yang sehari hari bekerja di bidang perhotelan ini.
Sebagaimana pemberitaan sebelumnya, terdapat 10 Amal Usaha Muhammadiyah bidang pendidikan dari tingkat Taman Kanak Kanak hingga Perguruan Tinggi di Kota Bima ini yang tak luput dari dampak banjir. Pembersihan terus dilakukan hingga hari ini dengan pelibatan internal para guru dan siswa. Namun demikian berbagai sarana penunjang belajar mengajar yang rusak dan hilang perlu mendapatkan bantuan serius. Sarana penunjang yang dibutuhkan antara lain seperangkat kompeter beserta printernya; meja kursi siswa dan guru; buku buku pelajaran termasuk buku buku perpustakaan; sarana laboratorium, dan lain sebagainya.
“Data data sudah direkap oleh tim posko dan sudah diserahkan ke pimpinan MDMC PP Muhammadiyah di Yogyakarta. Kami menunggu tindak lanjut dari pemenuhan kebutuhan sarana pendidikan tersebut”, demikian keterangan Eko Hari Mursanto.
Tim MDMC Jateng rencana akan ditarik pulang tanggal 10 Januari mendatang. Tim ini selanjutnya akan digantikan oleh relawan dari Mataram, Lombok, Bali dan sekitarnya yang sudah mulai berdatangan sejak hari ini (7/1/2017). Rotasi relawan seperti ini sudah dijalankan sejak hari pertama (25/12/16) MDMC merespon banjir Kota Bima. Selain pembersihan sarana prasarana Amal Usaha Muhammadiyah, para relawan juga menjalankan tugas administrasi posko, logistik, dapur umum dan psikososial. MDMC merencanakan kegiatan respon tanggap darurat di Kota Bima ini hingga 31 Januari mendatang.