MAKKAH, MENARA62.COM – Pemerintah akan mengurus seluruh keperluan jemaah yang sakit dan harus dirawat di Arab Saudi hingga tiba ke tanah air. Untuk itu, Pemerintah berharap masyarakat tidak perlu khawatir bilamana ada anggota keluarganya yang terpaksa harus dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) saat berhaji.
Hal ini dikemukakan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Nizar Ali saat melepas jemaah kloter 15 embarkasi Batam (BTH 15), di Syisyah, Makkah.
“Bahwa ada jemaah haji masih sakit di sini, dan tertinggal di sini akan dilayani dan diantar sampai tanah air. Ini bagian dari pelayanan kami,” tegas Nizar, dikutip dari media center haji, Ahad (1/9).
Pelayanan yang diberikan bagi jemaah sakit, termasuk di antaranya biaya perawatan medis, visitasi, hingga layanan antar pulang ke tanah air. Pelayanan tersebut tTidak ada batas waktunya.
“Sebulan dirawat kita layani, dua bulan kita layani. Bahkan kasarnya setahun sakit pun akan terus kita dampingi,” ujar Nizar.
Selama masa operasional haji, pendampingan bagi jemaah haji sakit dilakukan oleh PPIH Arab Saudi. Setelah musim haji, bila masih ada jemaah sakit pendampingannya akan diestafetkan kepada konsul haji, KJRI bahkan KBRI.
Kloter BTH 15 merupakan kelompok terakhir yang dipulangkan melalui Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. Sekaligus menjadi penanda berakhirnya fase pemulangan gelombang I jemaah haji Indonesia. Turut hadir dalam pelepasan, Ketua PPIH Endang Jumali, pejabat eselon II pada Ditjen PHU, serta Kadaker Makkah Subhan Cholid.
Fase pemulangan jemaah haji gelombang I dari Makkah menuju Bandara King Abdul Aziz Jeddah menurut Subhan telah berlangsung sejak 17 – 31 Agustus 2019. Total sebanyak 94.036 jemaah beserta petugas telah diberangkatkan oleh Daerah Kerja Makkah menuju Jeddah.
Selanjutnya, pemberangkatan jemaah haji gelombang II dari Kota Makkah menuju Kota Madinah akan terus dilakukan.