JAKARTA, MENARA62.COM– Persoalan anak dengan tubuh pendek atau stunting dan gizi buruk mendapat perhatian serius dari pemerintah. Melibatkan 12 Kementerian/Lembaga, pemerintah akan meningkatkan anggaran untuk menangani persoalan tersebut menjadi total Rp 60 triliun.
Dalam rapat yang dipimpin oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla mengemuka masalah perumusan gizi seimbang yang sederhana dengan mempertimbangkan makanan loka. Selain itu juga laporan Kementerian/Lembaga (K/L) tentang kegiatan penanganan stunting di 100 Kabupaten prioritas.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi lahir dalam kandungan dan pada masa awal setelah anak lahir, atau dalam 1000 hari pertama kehidupan, tetapi stunting baru nampak setelah anak berusia 2 tahun. Stunting akan berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit dan penurunan produktivitas.
Menurut Menko PMK Puan Maharani, kerangka penanganan stunting terbagi menjadi dua yaitu intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif. Kedua hal ini membutuhkan kerjasama antara pemerintah pusat dengan peran Pemda dalam bentuk edukasi dan sosialisasi, makanan tambahan, suplemen, imunisasi, infrastruktur air bersih, infrastruktur sanitasi dan bantuan keluarga miskin.
Pemerintah lanjut Puan telah mengusulkan lokasi intervensi gizi terintegrasi di 100 Kab/Kota yang telah teridentifikasi. Kriteria lokasi merupakan komposit dari indikator prevalensi stunting tinggi, jumlah anak balita banyak, tingkat kemiskinan tinggi serta tersedianya paket gizi dari Kementerian seperti PKH, STBM, PAMSIMAS, SANIMAS dan PAUD. Sementara sasaran utama intervensi adalah sasaran utama penurunan stunting pada 1000 hari pertama kehidupan yang dalam RPJMN menggunakan indikator stunting pada anak usia 2 tahun.
Saat ini diketahui sekitar 37% atau kurang lebih 9 juta anak balita di Indonesia mengalami masalah stunting (Riskesdas 2013, Kemenkes). Baseline data prevalensi stunting pada tahun 2014 adalah 32,9% dengan target 2019 sebesar 28,0% dan capaian tahun 2016 adalah 26,1%. Indonesia merupakan salah satu negera dengan prevalensi stunting yang cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara berpendapatan menengah lainnya.
“Diharapkan target penurunan kasus stunting dapat tercapai melalui berbagai intervensi program oleh pemerintah. Insya Allah ke depan prosentasenya menurun bahkan tak ada lagi kasus stunting di Indonesia. Yang terpenting Pemerintah akan terus menjamin kecukupan gizi untuk anak dan ibu hamil”, jelas Menko PMK Puan Maharani.