Jakarta,MENARA62.COM Kementerian Koperasi dan UKM menggandeng MNC Group untuk bekerja sama mendorong pengembangan UMKM melalui berbagai program mencakup optimalisasi konten dan promosi digital hingga akses pembiayaan.
Penandatanganan nota kesepahaman tersebut dilakukan dan dihadiri oleh Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo bersama MenKopUKM Teten Masduki didampingi oleh Dewan Pengarah Indonesia Creative Network Wishnutama Kusubandio, COO Motion Banking Teddy Tee, dan Dirut Smesco Indonesia Leonard Theosabrata.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan kerja sama ini akan meliputi beragam bidang, mulai dari optimalisasi konten dan promosi tentang UMKM, juga dukungan teknologi financial, perbankan digital, hingga akses pembiayaan dari MNC Group.
Turut menjadi komponen yang tidak kalah penting, pendampingan bagi UMKM, agar dapat mengoptimalkan peluang bisnis sampai dengan go global, bersama ekosistem MNC Group, sebagai salah satu grup media terbesar, bukan hanya nasional namun juga regional.
“MNC Group merupakan salah satu media group terbesar di Asia tenggara, menjadi sangat penting bagi kami, bukan saja untuk mempromosikan UMKM, tetapi juga memiliki ekosistem yang lain, seperti banking digital, media sosial yang sangat besar, dan lain sebagainya,” kata Teten.
Ia mengatakan, saat ini banyak peer to peer lending di industri finansial yang mengembangkan rekam digital, mengenai cashflow kesehatan usaha, sehingga hal itu memungkinkan untuk memberikan pembiayaan tanpa harus menggunakan aset.
“Ini saya kira inovasi pembiayaan seperti itu, sangat baik. Banyak sekali UMKM yang memiliki cashflow bagus tapi tidak ada pembukuan,” katanya.
Apalagi berdasarkan laporan perbankan, UMKM memiliki tingkat NPL (non performing loan)-nya paling rendah, sehingga jika ada lembaga pembiayaan yang berani dengan pendekatan digital membiayai UMKM justru ini merupakan peluang bisnis yang sangat besar. Oleh karena itu, lanjut Teten, kerja sama ini harus dikonkritkan.
“Ini akan disambut baik oleh 99,6% usaha mikro yang 30 jutanya belum memiliki akses perbankan. Ini akan sangat bermanfaat bagi UMKM agar dapat berkembang,” kata Teten.
Ia menegaskan bahwa KemenKopUKM mengembangkan visi untuk mentransformasi UMKM ke produk-produk yang berbasis kreativitas dan inovasi supaya UMKM bukan hanya mengejar kepentingan survival atau hanya ekonomi subsisten keluarga, tapi betul-betul menjadi tulang punggung ekonomi nasional.
“Karena itu, produk mereka harus memiliki daya saing. Kita dorong arah ke depan UMKM yang berbasis kreativitas dan inovasi teknologi. Ekosistem yang kita bangun bagaimana untuk mendukung itu,” katanya.
KemenKopUKM akan membuka kerja sama dengan semua pihak. Saat ini? misalnya ada kemitraan dengan kementerian BUMN, di mana UMKM menjadi rantai pasok BUMN. Teten juga ingin agar UMKM menjadi bagian rantai pasok nasional dan global sebab dengan cara itulah UMKM bisa go global.
“Kemitraan usaha besar dan kecil tidak sesederhana itu. Ada transfer pengetahuan dan teknologi. Karena itu? terima kasih? kami yakin kerja sama ini akan disambut hangat dan gembira oleh 65 juta pelaku UMKM di Indonesia,” katanya.
Ia menambahkan, hal ini merupakan langkah awal yang sangat baik sekaligus menggarisbawahi pentingnya bergandengan tangan dan bergotong royong dalam memperjuangkan UMKM.
Teten juga ingin memastikan output sampai dengan outcome dari kegiatan ini dapat memantik terjadinya efek bola salju. Bukan hanya dari akselerasi capaian angka jumlah UMKM yang dapat dibantu masuk ke dalam ekosistem digital, namun juga dapat menciptakan nilai ekonomi baru atau new economy value creation yang signifikan.
KemenKopUKM sudah memetakan ada 4 tantangan utama digitalisasi UMKM yakni literasi digital, kapasitas dan kualitas produksi, serta akses pasar.
“Kami mendorong program pelatihan dan pendampingan literasi digital yang lebih terarah dan berorientasi pada transformasi digital untuk UMKM,” katanya.
Studi dari Jurnal Small Business and Enterprise Development pada tahun 2019 memperlihatkan pendekatan literasi digital berbasis ekosistem lebih berhasil untuk mencapai tingkat transformasi digital yang diinginkan. Ini termanifestasi dalam inisiasi Gerakan Indonesia Bersama atau GEBER UMKM, yang menggandeng 8 asosiasi serta komunitas pendamping UMKM, dengan 25 ribu pendamping dan micromentor.
Ia menekankan bahwa transformasi digital UMKM harus dilakukan secara utuh. Maka tepat rasanya, untuk pemerintah juga dapat terus beradaptasi juga bertransformasi sambil bergerak berdampingan, berkolaborasi, dan bergotong-royong.