JAKARTA,MENARA62.COM—Penumbuhan industri berperan strategis mempercepat pemerataan pembangunan dan kesejahteraan di Indonesia, mengingat aktivitas industri selalu membawa efek berganda terhadap pertumbuhan ekonomi nasional seperti melalui penyerapan tenaga kerja, peningkatan nilai tambah, dan penerimaan devisa.
“Untuk itu, kami bersama pemangku kepentingan tengah menyiapkan skema integrasi industri dari hulu sampai hilir. Skema ini dapat menumbuhkan industri di Indonesia yang implikasinya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, kemarin, dikutip Antara
Merujuk data BPS, sepanjang tahun 2016, industri pengolahan non-migas secara kumulatif tumbuh sekitar 4,42 persen dengan memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional sebesar 18,20 persen.
Pada tahun 2017, industri pengolahan non-migas diproyeksikan tumbuh di kisaran 5,2-5,4 persen dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1-5,4 persen.
Menurut Airlangga, dalam skema tersebut, integrasi dimulai dari bahan baku, proses produksi, jasa terkait hingga menjadi produk akhir, bahkan sampai pada daur ulang produk industri tersebut.
“Skema ini penting bagi peningkatan daya saing industri nasional ke depan,” ujarnya.
Untuk implementasinya, pemerintah akan mengurangi hambatan-hambatan di sektor perindustrian sehingga mampu menciptakan iklim investasi yang kondusif di dalam negeri. Misalnya melalui deregulasi dan paket kebijakan ekonomi.
“Saat ini sedang dikaji. Salah satu target yang bisa didorong adalah pengembangan industri padat karya berorientasi ekspor,” tutur Airlangga.
Menperin menyebutkan, beberapa sektor kimia hilir yang mampu mendorong ekonomi berkeadilan di Indonesia, antara lain industri barang jadi karet, industri farmasi dan obat tradisional, serta industri kosmetika.