JAKARTA, MENARA62.COM – Indonesia terus meningkatkan kewaspadaan terkait penyakit pneumonia berat yang kini mewabah di Kota Wuhan, Tiongkok. Kesiapsiagaan tersebut tidak hanya dilakukan pada pintu-pintu masuk orang dari negara lain seperti di bandara dan pelabuhan, tetapi juga fasilitas laboratorium dan alat tes lainnya.
“Oh siap (mengidentifikasi), kan punya lab. Lab-labnya sederhana, itukan labnya biomonokuler, pemeriksaannya dengan PCR yakni suatu reaksi untuk mengidentifikasi DNA dan RNA. Udah siap itu,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kemenkes Siswanto pada acara Pertemuan Ilmiah Berkala dengan tema Kesiap-siagaan dalam Antisipasi Wuhan Pneumonia, dalam siaran persnya, Senin (20/1/2020).
Untuk mengantisipasi wabah tersebut, Kemenkes kata Siswanto akan mengedepankan pendekatan 3 pilar. Pertama kemampuan mencegah dengan memperbaiki perilaku dan pengetahuan masyarakat terhadap penyakit tersebut. Kedua, kemampuan mendeteksi ditingkatkan terutama lewat pintu-pintu masuk negara, itu harus didukung oleh kemampuan rumah sakit maupun klinik-klinik untuk dikirim ke laboratorium yang mampu.
Dan yang ketiga adalah kemampuan merespon penting kaitannya dengan penanganan layanan kesehatan, dan tentunya harus proporsional sehingga tidak menimbulkan ketakutan
Hal yang sama disampaikan oleh Kepala Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Vivi Setiawaty bahwa laboratorium untuk mengantisipasi new emegency telah siap. Hingga kini, jejaring juga sudah dibentuk, diperkuat dan diperluas mulai dari universitas, lembaga penelitian dan rumah sakit yang akan membantu mengambil spesimen-spesimen dari kasus yang dicurigai.
Untuk diketahui, pada tanggal 31 Desember 2019, Pemerintah Tiongkok melaporkan ke WHO Western Pacific Regional Office di Manila. Pada 5 Januari, WHO mengeluarkan statemen pertama, saat ini beberapa kasus sudah muncul tapi belum diketahui penyebabnya. Pada tanggal 12 Januari disebutkan bahwa penyebabnya adalah Novel Coronavirus.
Virus korona bisa menyebabkan penyakit yang ringan sampai berat, sekarang ini paling banyak dibicarakan adalah MERS-CoV dan SARS-CoV yang masih dalam satu kelurga. Virus korona pada dasarnya dari binatang pindah ke manusia, dan 80% penyakit baru berasal dari zoonosis.