SOLO, MENARA62.COM – Momentum di hari Kamis, 18 September 2025 menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Hendro Susilo, M.Pd guru SMA Muhammadiyah PK Kottabarat, sekaligus juga Sekretaris Majelis Pustaka Informasi (MPI) PDM Surakarta. Sebab, Hendro mengikuti prosesi pelepasan wisuda Pascasarjana (Magister Pendidikan) di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna, yakni 4,00. Dengan mengangkat tema Pengelolaan Kurikulum Ismuba dan Pendidikan Aqidah-Akhlak dalam tesisnya, redaksi mencoba mengeksplorasi konsep dan pandangannya mengenai pendidikan unggul berkemajuan
Menurut Hendro, Spirit dan etos Al-Ashr menjadi motivasi untuk mengangkat tema pengelolaan kurikulum Ismuba dan pendidikan aqidah-akhlak . Ada 4 nilai dalam Teologi Al-Ashr. Pertama Adalah nilai keimanan (Tauhid) sebagai pilar dasar dalam pendidikan, esensinya adalah menghadirkan Allah dalam kehidupan sehari-hari. Kedua adalah nilai ilmu pengetahuan sebagai penunjang kemajuan. Ketiga adalah nilai kerja keras (produktif) dalam melakukan amal shaleh. Dan yang keempat adalah moralitas atau akhlak, ujarnya.
Berbicara tentang Tauhid, menurut Hendro bahwa karakter tauhid diwujudkan dalam karakter moral seperti integritas, kematangan, berkemajuan serta karakter kinerja seperti rendah hati, ulet, dan disiplin menjadi ciri. Terlebih bila perilaku seorang pendidik yang senantiasa mengembangkan kompetensi dan berupaya dalam memperkuat literasi, akan menghasilkan pola pendidikan unggul yang dapat menghasilkan output pendidikan berkualitas baik. Kita bisa mengambil hikmah (pelajaran) dari QS Ibrahim ayat 24-26 tentang pohon karakter, ujarnya.
Mengingat nilai strategis, maka pengelolaan kurikulum ismuba dan pembelajarannya menjadi perhatian Hendro dalam menulis yang melingkupi perencanaan, tata pelaksanaan, pelaksanaan serta evaluasinya. Dan untuk melaksanakan semuanya itu tentu membutuhkan figur guru yang berkarakter tauhid serta memiliki kompetensi dalam mencapai tujuan pendidikan. Dari ayat 24-26 surat Ibrahim, kita belajar pohon karakter. Akar pohon bisa diasosiasikan dengan karakter tauhid, dimana fungsi akar sebagai pondasi untuk menopang batang dan daun agar tumbuhan dapat berdiri kokoh di tanah, terutama saat angin kencang atau hujan deras. Dengan tauhid yang kuat, InsyaAllah hidup kita akan kokoh, ujarnya.
Selanjutnya, cabang/dahan dan ranting dalam pohon bisa diasosiasikan sebagai kompetensi. Fungsi cabang/dahan/ranting dalam tumbuhan mendukung pertumbuhan daun dan tempat bertumbuhnya bunga dan buah, serta sebagai jalur transportasi air dan nutrisi dari batang ke bagian atas dan sebaliknya, yang pada akhirnya membantu tumbuhan mendapatkan lebih banyak cahaya matahari dan melakukan fotosintesis. Artinya, kompetensi seorang guru memiliki pengaruh signifikan dalam mendidik dan menghasilkan lulusan yang berkaranter baik dan unggul. Sedangkan buah/bunga/oksigen yang dihasilkan pohon bisa diasosiasikan hasil yang bermanfaat. Dalam konteks pendidikan, buah seperti output hasil proses pendidikan yang unggul dan baik. ujar Hendro
Jadi, pendidikan tauhid (aqidah-akhlak) menjadi pondasi akar dalam proses menghasilkan lulusan yang unggul. Bila tauhid kuat, maka karakter moral dan kinerja guru juga akan kuat sehingga membawa pengaruh pada hasil pendidikan yang dilakukan. Termasuk budaya belajar sepanjang hayat untuk mengembangkan kompetensi, baik itu kompetensi kepribadian, sosial, profesionalisme, dan pedagogik harus menjadi kebutuhan bagi seorang guru. InsyaAllah bila Pendidikan tauhid baik, dibawah bimbingan guru yang kompeten akan menghasilkan buah yang manis yakni output pendidikan unggul berkemajuan, pungkasnya menutup pembicaraan. (*)

