SOLO, MENARA62.COM — Takmir Masjid Baitul Atiq Perumahan Nusa Indah 1 dan Gading Regency Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Ahad (20/5/2018), meluncurkan program Gerakan Pengajian Ahad Pagi Berjamaah Masjid Baitul Atiq.
“Takmir Masjid memiliki program gerakan pengajian Ahad pagi tidak hanya di bulan Ramadan tetapi juga setelah di bulan Ramadan dan pagi ini pertama kali di gelar,” ujar Imam Mujahid dalam sambutannya.
Acara ini diisi oleh Wakil Kepala Sekolah bidang Humas SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, Ustadz Jatmiko SPd I.
“La’allakum tattaqun, itulah tujuan akhir dari puasa, menjadi pribadi bertaqwa,” ujar ustadz Jatmiko SPdI, saat mengisi pengajian Ahad pagi di Masjid Baitul Atiq Perumahan Nusa Indah 1 dan Gading Regency Kartasura.
“Terus seperti apakah orang-orang yang bertakwa, sifat dan balasan untuk mereka menuju masyarakat berkah itu?” tanya Jatmiko pada jamaah yang hadir.
Jatmiko kemudian menjelaskan dengan mengutip firman Allah dalam surat Az Zariyat ayat (15-19). Simaklah dengan Iman, Firman Allah, sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman (surga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. “Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar. Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian,” ujarnya.
Menuju Masyarakat Berkah, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Al-A’raf: 96)
Menurut Jatmiko, sesuai dengan ayat tersebut setidaknya ada 5 modal untuk mencapainya. Sambil membacakan ayat tersebut, pertama adalah beriman, bertaqwa, bebagi dan berbuat baik. Kedua, sedikit sekali tidur di waktu malam. Ketiga, mohon ampun. Keempat, berinfaq, baik dalam kondisi lapang maupun sempit, sebagaimana dicontohkan para sahabat Nabi saat penggalangan dana untuk biaya peperangan dan kelima tidak mendustakan ayat-ayat Allah.
Salah satu jama’ah, Minsih MPd mengatakan alhamdulillah, pengajian ini membuka mindset tentang bersyukur. “Syukur harus diiucap bil lisan, dihayati, dilaksanakan atau diamalkan dalam tatanan kehidupan sehari-hari, karena banyak sekali ayat-ayat al Qur’an mensyaratkan seseorang yang beriman dan bertaqwa untuk bersyukur,” ujarnya.
“Wujud bersyukur bisa berbentuk penataan hati yang lebih tenang, ikhlas, tidak boleh marah/memaafkan, dan hal ini tentunya akan dimiliki kalau iman kita sudah kuat,” tutur Dosen PGSD Univeritas Muhammadiyah Surakarta.