JAKARTA, MENARA62.COM– Bahasa Indonesia menjadi salah satu elemen penting terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena itu ditengah upaya melestarikan bahasa daerah, penggunaan bahasa Indonesia diruang publik harus terus didorong.
“Indonesia ada karena kita memiliki alat pemersatu, yakni bahasa Indonesia,” kata Kepala Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kemendikbud Dadang Sunendar di sela peringatan Hari Pendidikan Nasional sekaligus Hari Kebangkitan Nasional, Minggu (21/5/2017). Peringatan Hardiknas dan Harkitnas 2017 yang diisi dengan sepeda santai, fun walk, panggung musik dan senam tersebut diikuti sekitar 250 peserta.
Diakui Indonesia saat ini memiliki 646 bahasa daerah. Bahasa-bahasa tersebut memang perlu kita lestarikan sebagai bagian dari kekayaan budaya bangsa.
Tetapi untuk menyatukan seluruh rakyat Indonesia, bahasa nasional memiliki peran sangat strategis. Bahkan tanpa bahasa Indonesia, bisa jadi kita tidak akan memiliki bingkai kebangsaan yang sama yakni bangsa Indonesia.
Dadang mengakui, pengaruh bahasa asing ditengah era globalisasi terus meningkat. Banyak nama-nama ruang publik, nama tempat, dan bangunan yang menggunakan bahasa asing.
“Kita akan tertibkan terutama untuk penggunaan bahasa asing diruang publik. Sebab kita harus bangga dengan bahasa Indonesia,” lanjutnya.
Terkait kegiatan peringatan Hardiknas dan Harkitnas, Sekretaris Ditjen GTK Kemendikbud Nurjaman menjelaskan kegiatan fun walk dan sepeda santai yang melibatkan guru-guru, komunitas pendidikan dan masyarakat umum ini menjadi rangkaian terakhir peringatan Hardiknas 2017.
“Peringatan hari pendidikan tahun ini intinya kita mengajak semua masyarakat untuk bergerak bersama, membangun dunia pendidikan sesuai peran masing-masing,” jelasnya.
Menurutnya, pembangunan pendidikan Indonesia terus mengalami kemajuan yang signifikan. Pencapaian ini akan lebih optimal dan lebih cepat jika pemerintah tidak bekerja sendiri. Ada keterlibatan masyarakat termasuk dunia swasta untuk ikut membangun sektor pendidikan.