JAKARTA, MENARA62.COM – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) kembali menyelenggarakan penghargaan Upakarti 2022. Ajang ini merupakan bentuk apresiasi kepada insan yang telah berdedikasi dalam pengembangan sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Indonesia.
Hal ini diungkapkan Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita ketika menyampaikan sambutan dalam diskusi bertema: “Upakarti, Menguatkan Industri Kecil dan Menengah Indonesia” yang digelar secara hybrid oleh Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) pada Senin (8/8/22).
“Penghargaan Upakarti yang telah dilaksanakan sejak tahun 1985, merupakan bentuk apresiasi kepada pihak yang berprestasi, berjasa dan aktif melakukan pengembangan dan pembinaan sektor industri kecil dan menengah di Indonesia,” kata Agus.
Dalam acara yang turut dihadiri para Juri Penghargaan Upakarti dan Pemenang di Kategori Jasa Pengabdian dan Jasa Kepeloporan, Agus mengatakan hingga saat ini, sebanyak 1.130 orang telah menerima penghargaan Upakarti.
“Saya berharap, dengan pemberian penghargaan ini dapat meningkatkan kesadaran dan memberikan motivasi serta prakarsa masyarakat. Tidak terkecuali perseorangan, lembaga organisasi atau perusahaan. Mereka diharapkan berperan aktif dalam pembangunan dan pemberdayaan industri kecil dan menengah. Tujuannya, untuk membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan bekerja di seluruh wilayah Indonesia,” ujarnya.
Industri kecil dan menengah (IKM) terbukti sebagai sektor yang tahan banting terhadap krisis ekonomi. Sejak gelombang krisis ekonomi yang pernah menghantam, IKM mampu bertahan, bahkan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
Atas dasar inilah, Kemenperin menyelenggarakan penghargaan Upakarti yang diadakan dalam 2 tahun sekali. Penghargaan ini dibagi dalam dua kategori yakni jasa pengabdian dan jasa kepeloporan.
Pada forum tersebut, Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita mengungkapkan, Kemenperin melalaui Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka terus berupaya meningkatkan kapasitas bisnis IKM dengan melakukan pendampingan secara intensif. Hal ini supaya IKM Indonesia memiliki daya saing.
“Kami melakukan pembinaan IKM apa yang dihasilkan sesuai apa yang dibutuhkan, baik itu dari anggaran pemerintah pusat, daerah, dan BUMN,” kata Reni.
Adapun pelatihan yang dilakukan Direktorat IKMA, kata Reni, di antaranya mengadakan pelatihan program E-smart IKM yang bertujuan supaya pelaku IKM menguasai bisnis secara digital.
Yakni mulai dari pemasaran sampai pembukuan secara digital. Apalagi di tengah Pandemi Covid-19, IKM harus bangkit. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk mempermudah Kemenperin mengumpulkan dan mengelola data IKM yang ada di Indonesia.
“IKM yang sudah tumbuh di e-smart di situ data base kami untuk melakukan pembinaan, meningkatkan fasilitas,” ujar Reni.
Sistem E-smart dalam Penjurian
Selanjutnya, Dewi Motik selaku Juri Penghargaan Upakarti dan tokoh IKM Indonesia dalam kesempatan yang sama menjelaskan soal mekanisme penjurian dalam menentukan pemenang Penghargaan Upakarti 2022.
Dewi menyampaikan, dalam proses penjurian kali ini pihaknya dipermudah dengan adanya sistem e-smart. Melalui sistem e-smart tersebut, pihaknya dapat melihat produk dan karya para pelaku IKM. Selain itu, pihaknya juga mendatangi langsung para pelaku IKM di daerah-daerah.
“Penjurian kita bisa dipertanggung jawabkan. Karena tidak sendiri, ada berlima. Sekarang dengan sistem data base e-smart kita dipermudah, lebih cepat dilihat, semua bisa dilihat,” ungkapnya.
Sementara itu, Siti Saharia Mahindar selaku penerima penghargaan Upakarti Jasa Pengabdian menyampaikan terima kasih kepada semua pihak penyelenggara penghargaan Upakarti tahun ini. Mulai dari Kemenperin, dewan juri dan lainnya.
Baginya, penghargaan yang diterima semakin memotivasi dirinya dalam membantu mengembangkan usaha para pelaku IKM di daerahnya, yakni di lereng Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur.
“Mengembangkan sesuai potensi daerah, mempertahankan kearifan lokal daerah, manfaatkan berbagai macam olahan-olahan pisang kita,” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, beberapa CSR milik Mahindar terus memberikan pelatihan usaha dalam rangka pemulihan ekonomi pasca erupsi Gunung Semeru beberapa waktu lalu.
“Ada 2000 KK yang terdampak erupsi kemarin. Kita bimbing, kita bina, kita ajarin sesuaikan dengan kemampuan dan potensi daerah yang ada,” tuturnya.
Penerima penghargaan Upakarti lainnya untuk kategori Jasa Kepeloporan, Taryono menyampaikan, perusahaannya yang bernama PT Pangansari telah 45 tahun bergerak dalam pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) yang tersebar di sekitar wilayah Jakarta Timur.
Selain itu, jelas Taryono, Pangansari juga terlibat aktif dalam pembinaan IKM, seperti produsen tahu dan produsen kerupuk.
“Bentuk binaannya adalah memberikan pengarahan mengenai hygiene dan sanitasi serta untuk tidak menggunakan bahan pengawet. Selain itu, juga melakukan pelatihan administrasi,” paparnya.