SURAKARTA, MENARA62.COM — Pengusaha Batik Muslim Surakarta, Pernah Melawan Hegemoni Pengusaha Asing. Demikian antara lain pemikiran yang disampaikan pakar sejarah Prof Ahmad Mansyur Suryanegara dalam diskusi awal tahun 2020 yang digelar di Kompleks Masjid Agung Surakarta.
Diskusi Islam dan Indonesia, sejarah kemandirian ini, digelar oleh Bidang Perpustakaan & Remaja – Masjid Agung Surakarta dengan menghadirkan Prof Ahmad Mansyur Suryanegara. Ia merupakan guru besar sejarah Indonesia. Salah satu bukunya yang menjadi Best Seller adalah Api Sejarah.
Diskusi di awal tahun 2020 ini dihadiri oleh peserta dari berbagai latar belakang. Mahasiswa dari beberapa kampus yang ada di Solo Raya, pegiat dan pecinta sejarah, perwakilan Masjid, juga pegiat literasi dan perpustakaan.
Prof Ahmad Mansyur Suryanegara memaparkan berbagai bukti kuat atas kontribusi Islam bagi penguatan bangsa Indonesia di tiap era sejarahnya. Termasuk di dalamnya adalah juga peran Muslimin para pengusaha batik di Surakarta. Mereka berjasa dalam melawan hegemoni ekonomi bangsa asing di Indonesia pada zamannya.
Ia juga menyebut sjarah Syarikat Dagang Islam yang kemudian berubah nama menjadi Syarikat Islam. Ini merupakan salah satu bukti kuatnya organisasi pergerakan nasional untuk memperjuangkan kemerdekaan dan kemandirian bangsa. Sejarah ini telah diakui banyak peneliti sejarah dari dalam dan luar negeri.
Ahmad Mansyur juga menyatakan bukti sejarah bahwa dulu orang-orang pribumi tidak pernah bermasalah dengan para pedagang keturunan China. Namun ada politik adu domba yang di skenario oleh Residen Belanda. Kemudian, terkesan ada gerakan rasis anti China.
Belanda, menurutnya, membuat rekayasa penyerangan terhadap toko-toko pedagang China. Hal ini senada dengan data, fakta bukti sejarah yang juga diungkapkan dalam penelitiaan Takashi Siraishi, seorang peneliti asal Jepang yang kemudian dituliskan dalam buku tebalnya berjudul Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat Di Jawa 1912 – 1926
Kehidupan harmoni lintas elemen pun ternodai. Belanda pun sukses meninggalkan jejak masalah sosial pada bangsa ini. Tujuannya agar hegemoni mereka pun sempat berjalan lama sebagai kolonial penjajah negeri. Namun selangkah demi selangkah, bangsa ini kembali berhasil memperjuangkan kemerdekaannya. Ummat Islam pun terus menjadi backbone (tulang punggung) bangsa yang mengayomi seluruh elemen yang Berbhineka Tunggal Ika.
Di akhir forum diskusi, Rosnendya Yudha selaku Kadiv Pendidikan dan Kebudayaan Remaja Masjid Agung mengatakan, panitia dan peserta bersepakat akan mengagendakan forum diskusi serta studi sejarah Islam dan Indonesia secara rutin di kompleks Masjid Agung.
Kegiatan rutin ini bertujuan melestarikan budaya keilmuan di kalangan para generasi muda dan para pecinta sejarah Islam & Indonesia. Kedepan, rencananya akan dibentuk wadah “Forum Studi Islam & Indonesia” dibawah naungan Bidang Perpustakaan dan juga Remaja Masjid Agung Surakarta
Forum ilmiah ini mengupas sisi sejarah Islam dan Indonesia yang belum banyak terkuak. Kegiatan tersebut berlangsung di kompleks Masjid Agung Surakarta, tepatnya di Sekber IBM-YJMAS-Remas AGUNG.