JAKARTA, MENARA62.COM – Untuk menjaga kebutuhan minyak goreng sawit di masyarakat, Kementerian Perindustrian berupaya untuk menjaga produktivitas industri minyak goreng sawit (MGS), antara lain dengan melaksanakan program distribusi minyak goreng kemasan sederhana sebanyak 11 juta liter melalui operasi pasar dan ritel modern yang dimulai sejak bulan November 2021. Program distribusi MGS kemasan sederhana ini didukung oleh industri MGS dan Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (APRINDO).
“Untuk lebih mengoptimalkan program yang telah berjalan ini, pemerintah mengambil kebijakan untuk menyediakan minyak goreng bagi masyarakat dengan harga terjangkau sekitar Rp14.000 per liter di tingkat konsumen yang berlaku di seluruh Indonesia,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika di Jakarta, Selasa (11/1).
Dirjen Industri Agro menjelaskan, pihaknya terus menjaga ketersediaan produk minyak goreng bagi masyarakat dengan harga terjangkau. Minyak goreng kemasan sederhana ini akan disediakan sebanyak 1,2 miliar liter selama jangka waktu 6 bulan, dan dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan.
Untuk itu, Kemenperin mendorong para pelaku industri MGS bisa berkontribusi terhadap program pemerintah dalam menjaga stabilitas harga minyak goreng di masyarakat. “Kebijakan ini sebagai wujud nyata upaya pemerintah dalam mendukung penyediaan pangan yang terjangkau untuk masyarakat,” tegas Putu.
Sebanyak 70 industri MGS akan dilibatkan untuk menyediakan minyak goreng kemasan sederhana ini, dengan didukung sekitar 200 packer. “Bagi industri MGS yang ingin terlibat dalam program pemerintah ini, Kemenperin akan merelaksasi SNI MGS secara wajib untuk industri MGS yang menggunakan merek MINYAKITA. Jadi, kalau perusahaan industri terdaftar dalam program penyediaan MGS dengan merek MINYAKITA, akan kami fasilitasi percepatan sertifikasi SNI-nya,” tandasnya.
Guna melihat kesiapan sektor industri minyak goreng dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat, Dirjen Industri Agro telah melakukan kunjungan kerja ke sejumlah produsen, antara lain PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) di Jakarta, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMART) di Bekasi, dan PT Multimas Nabati Asahan di Serang, Banten.
“Kami mengapresiasi terhadap upaya dan komitmen para pelaku industri minyak goreng yang telah mendukung penuh kebijakan pemerintah dalam menjaga kestabilan harga ini,” ujarnya. Menurut Putu, pihaknya juga sudah mendapatkan berbagai masukan dari pelaku industri agar implementasi kebijakan tersebut bisa berjalan baik sesuai sasarannya.
Kontribusi signifikan
Menurut Putu, selama ini industri hilir minyak sawit turunan CPO telah mampu memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional. “Industri kelapa sawit telah menunjukkan progress hilirisasi yang sangat baik. Saat ini terdapat 168 ragam jenis produk hilir dari kelapa sawit, sementara pada tahun 2011 baru terdapat 54 jenis,” tambahnya.
Secara total, ekspor minyak sawit dan produk turunannya mencapai 33,1 juta ton per tahun, dari total produksi sebesar 53 juta ton per tahun. Pada tahun 2021, rasio volume ekspor antara bahan baku CPO dengan produk hilirnya mencapai 9,27% berbanding 90,73%, sedangkan selama periode 2016-2020, rata-rata rasio ekspor bahan baku dengan produk hilir berada di sekitar 20% berbanding 80%.
Dirjen Industri Agro juga meminta kepada pelaku industri MGS untuk semakin meningkatkan kualitas, inovasi dan daya saingnya melalui kegiatan Research and Development. Sebab, pemerintah telah menyiapkan fasilitas insentif fiskal berupa super tax deduction, dengan diberikan pengurangan penghasilan bruto paling tinggi 300% bagi yang melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan di Indonesia guna terus memperbanyak produk hilir kelapa sawit.
Manager Quality Assurance (QA) & Quality Control (QC) PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) Christian Suripto menyampaikan, pihaknya siap mendukung program pemerintah dalam menyediakan produk MGS dengan harga terjangkau untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan perusahaan adalah menyederhanakan alur distribusi MGS dari pabrik, gudang, distributor dan pengecer, sehingga biaya pengiriman barang dapat ditekan, yang ujungnya adalah masyarakat mendapatkan harga beli MGS secara terjangkau.
“Untuk ke pasar modern seperti minimarket, saat ini kami direct untuk pasokannya. Tujuan kami adalah memperpendek alur distribusi sekaligus pemerataan pasokan. Jadi, harganya bisa setara semua. Kami juga memerhatikan kebutuhan untuk pasar tradisional dengan harga yang terjangkau. Bahkan, kami ikut memanfaatkan perkembangan e-commerce,” paparnya.
Hingga Desember 2021, SIMP telah melakukan pendistribusian minyak goreng kemasan sederhana dalam program stabilisasi harga MGS sebanyak 775 ribu liter atau telah memenuhi target yang ditetapkan oleh pemerintah.
General Manager PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMART) Unit Marunda, Agus Widjaja mengemukakan, perusahaan berkomitmen untuk terus mendukung program pemerintah dalam memenuhi kebutuhan minyak goreng bagi masyarakat. “Kami akan berpartisipasi dengan produk yang telah memenuhi ketentuan SNI, dan kami juga telah menyiapkan hal-hal terkait pelaksanaan program pemerintah tersebut, dengan distribusi MGS merek MASKU sebanyak 5 juta liter per bulan,” ujarnya.
PT SMART optimistis bahwa operasional produksi pabrik MGS, yang berada di di Bekasi dan Surabaya, dapat memenuhi target pencapaian program MGS harga terjangkau. “Sampai saat ini, meskipun di tengah pandemi, produktivitas pabrik MGS kami tetap terjaga, pasokan bahan baku berupa CPO juga masih lancar dan kami juga tetap menjalankan protokol kesehatan di pabrik MGS sesuai Surat Edaran Menteri Perindustrian mengenai Izin Operasional Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI),” tandasnya. Hingga Desember 2021, PT SMART telah turut serta dalam program stabilisasi harga dengan melakukan pendistribusian minyak goreng kemasan sederhana sebanyak 600 ribu liter.
Sementara itu, Head Business Kawasan Industri Terpadu Wilmar – Serang, Tenang Sembiring juga menyatakan hal serupa bahwa Wilmar Group berkomitmen untuk mendukung program MGS harga terjangkau melalui penyediaan produk sesuai target alokasi yang ditetapkan Pemerintah.
“Kami akan menyalurkan sebanyak 10 juta liter per bulan untuk mendukung program MGS harga terjangkau ke seluruh wilayah Indonesia. Kami juga akan bekerjasama dengan sejumlah distributor di daerah-daerah untuk memastikan produk MGS kami tersedia di area pemasaran dan Harga Eceran Tertinggi yang ditetapkan Pemerintah,” terangnya. Hingga Desember 2021, Wilmar Group telah menyalurkan lebih dari 1,1 juta liter MGS kemasan sederhana untuk program stabilisasi harga MGS, atau telah melampaui target yang ditetapkan pemerintah yaitu 1 juta liter.