JAKARTA, MENARA62.COM – Perum Bulog mendapat mandat dari Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan agar menyerap beras sebanyak 3 juta ton hingga April 2025 mendatang. Hal itu lantaran produksi beras di awal tahun diperkirakan akan meningkat.
Dirut Perum Bulog, Wahyu Suparyono mengatakan pengadaan beras ini harus dilakukan secara bersama-sama dan kolektif namun tetap menjaga kualitas.
“Contohnya Bulog telah melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) dengan Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) pada 15 Januari 2025. Kerja sama pengadaan dan pengolahan gabah dan/atau beras dengan total kuantum sebanyak 1.176.900 ton setara beras,” ungkap Wahyu didampingi Direktur Keuangan, Iryanto Hutagaol dan Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik, Mokhamad Suyamto pada Diskusi Bersama Media : Penyerapan Gabah dan Beras 2025, di Ruang Bustanil Arifin Lantai 4, Gedung Bulog Corporate University, Jakarta Selatan, Rabu (22/1).
Menurut Wahyu, target serapan terbaru yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar 3 juta ton, Bulog berkomitmen untuk bekerja keras dan memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak. Langkah ini, diambil untuk memastikan target tersebut dapat tercapai dengan efektif. Selain bekerja sama dengan Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi), Bulog juga menjalin kerjasama dengan Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI).
“Kemitraan ini bertujuan untuk mempercepat proses serapan beras melalui pengadaan gabah kering giling (GKG) dan pengolahan gabah kering panen (GKP),” ungkap Wahyu.
Dijelaskannya, kerjasama dengan AB2TI meliputi penguatan cadangan beras pemerintah, pengadaan gabah dan beras dari petani, serta penyaluran dan penjualan beras petani. Selain itu, kemitraan ini juga mencakup budi daya pertanian yang melibatkan mitra tani.
Bulog juga akan membeli beras dari pabrik-pabrik yang telah bekerja sama, untuk memenuhi target serapan yang ditetapkan. Langkah ini diharapkan dapat membantu menjaga stabilitas harga beras di pasar dan memastikan ketersediaan beras yang cukup bagi masyarakat.
Dengan strategi, langkah matang dan kolaborasi yang solid, Perum Bulog optimistis dapat mencapai target serapan beras yang telah ditetapkan, serta mendukung ketahanan pangan nasional.
“Tadi kita sudah Rapat Terbatas (Ratas) oleh Pak Menteri Koordinator Bidang Pangan, Bulog diminta menyerap 3 juta ton dan sudah keputusan yang paling fundamental untuk Bulog diminta menyerap tahun ini 3 juta ton,” ujarnya.
Untuk melakukan penyerapan itu, pihaknya telah menyusun strategi, di antaranya adalah dengan melakukan kerja sama dengan para petani hingga penggilingan padi agar mau menjual gabahnya untuk diserap. Kemudian Perum Bulog juga akan melakukan kerja sama dengan para Mitra Pangan Pengadaan (MPP) yang jumlahnya 1.200 mitra ikut andil menjual gabahnya ke Bulog. “Kami juga akan melakukan jemput bola di lokasi-lokasi spot panen setelah kami dapat data dari Kementerian Pertanian (Kementan) agar kami langsung jemput gabah ke lapangan,” katanya.
Lebih jauh Wahyu menjelaskan, berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 2 Tahun 2025 harga Gabah Kering Panen (GKP)di tingkat petani ditetapkan sebesar Rp6.500 per kg sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
“Bulog tetap akan menerima gabah petani dengan kualitas di bawah standar. Tapi harus melalui penyesuaian harga (rafaksi),” tutup Wahyu.(*)