33.4 C
Jakarta

Perang Psikologis Brigade Al-Qassam

Baca Juga:

Mohamad Fadhilah Zein
Mohamad Fadhilah Zeinhttp://menara62.com/
Jurnalis, Produser, Ghost Writer, Youtuber, Kolumnis. For further communication contact fadil_zein@yahoo.com

Rentetan serangan roket Brigade Izzuddin Al-Qassam ke wilayah Ashdod dan Ashqelon menjadi pembuktian kekuatan sayap militer Hamas (Harakatul Muqawwamah Islamiyah). Roket-roket A120 terbukti mampu menebar teror menakutkan penduduk di kota pelabuhan Ashdod. Dia adalah kota terbesar keenam di Israel dan menjadi salah satu pelabuhan terbesar penyuplai bahan kebutuhan warga Yahudi.

Dalam berbagai video di media sosial, roket-roket itu membakar sejumlah tempat dan mampu menerobos Iron Dome yang menjadi andalan Israel menghalau serangan udara. Menjadi menarik mengapa serangan ini terjadi? Brigade Al Qassam pun mengklaim bahwa serangan hanya “awalan” karena sejatinya mereka akan melanjutkan serangan yang lebih besar lagi.

Sepanjang 2021, ada beberapa peristiwa yang saling berkaitan dalam pergulatan isu Palestina-Israel. Peristiwa-peristiwa ini bisa dilihat dan dianalisa bagaimana perang kembali pecah di wilayah tersebut.

Awal tahun ini, Israel menyatakan menolak dan tidak akan kooperatif dengan hasil investigasi kejahatan perang yang disampaikan Pengadilan Kriminal Internasional (Internationcal Criminal Court /ICC). PM Benjamin Netanyahu menyebut laporan tersebut sebagai “anti-Semit”.

Jaksa Penuntut ICC Fatou Bensouda telah mengonfirmasi penyelidikan formal atas situasi di Palestina berdasarkan aduan Human Rights Watch (HRW). Pada 2016, lembaga ini telah merilis laporan setebal 213 halaman yang isinya merinci kejahatan apartheid dan penganiayaan Israel di wilayah Palestina.

Link berita: https://www.bbc.com/news/world-middle-east-56687437

Kelompok Yahudi radikal yang menamakan diri “Gerakan Setia Bait Suci” yang menjadi motor perusakan Masjid Al Aqsha. 200 warga sipil terluka karena serangan yang terjadi saat umat Islam tengah beribadah di Bulan Suci Ramadhan. Gerakan fundamentalis ini dimotori Gerson Solomon, seorang mantan Perwira Angkatan Pertahanan Israel.  Aksi ini tentunya membangkitkan semangat Semitisme yang berujung pada tindakan brutal terhadap Kelompok Muslim yang tengah melaksanakan ibadah di penghujung Ramadhan. Doktrin Temple Mount yang menjadikan aparat Israel menyerang Al Aqsha dan menjadikan masjid suci ketiga umat Islam itu laksana medan perang.

Link berita: https://www.aljazeera.com/news/2021/5/11/forced-expulsion-israeli-mosque-raid-ignite-middle-east-conflict

Teror Zionis terhadap warga Palestina di Sheikh Jarrah menimbulkan reaksi keras kalangan internasional. Berbagai lembaga mengutuk keras upaya Zionis mengusir warga Palestina yang memiliki hak untuk tinggal di sana. Aksi damai menolak pengusiran itu dijawab tentara Zionis dengan kekuatan senjata dan berujung pada penyerangan Masjid Al Aqsha.

Media sosial yang diharapkan mampu menarik simpati internasional atas kebrutalan Zionis terhadap penduduk di Sheikh Jarrah pun tidak bisa diandalkan. Facebook dan Twitter dilaporkan secara sistematis membungkam pengguna yang memprotes dan mendokumentasikan penggusuran keluarga Palestina dari rumah mereka di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem.

Warga menggunakan Facebook, Instagram dan Twitter untuk mendokumentasikan dan mengecam kebrutalan polisi Israel dan serangan kekerasan oleh pemukim Yahudi terhadap aktivis dan penduduk Palestina yang secara damai memprotes ancaman penggusuran. Namun, berbagai video dan foto dihapus secara sistematis.

Link berita: https://www.accessnow.org/sheikh-jarrah-facebook-and-twitter-systematically-silencing-protests-deleting-evidence/

Meningkatnya Kemampuan Tempur Hamas

Secara hitungan matematis, Hamas bukan lawan tanding seimbang Israel. Namun, pada kenyataannya, kemampuan tempur sayap militer Brigade Izzuddin Al Qassam semakin menanjak. Puluhan tahun menghadapi Isreal, tentunya memberikan pengalaman bagaimana menghadapi negara Zionis tersebut.

Hamas mengklaim telah meluncurkan sedikitnya 137 roket ke Ashqelon dan Ashdod dalam waktu 5 menit pasca serangan di Masjid Al Aqsha. Serangan massif itu merusak bangunan sekolah, rumah penduduk dan menyebabkan kebakaran di sejumlah tempat. Ashdod yang menjadi pelabuhan terbesar di Israel tentunya menjadi target strategis untuk melumpuhkan kehidupan sipil.

Peningkatan ini bisa dilihat dari massifnya serangan misil  Qassam dan mampu menerobos Iron Dome Israel. Pada 2007, serangan misil dari Gaza yang dimotori Jihad Islam menyebabkan 69 tentara terluka. Serangan terjadi di wilayah zona militer Zikim, utara Gaza. Hamas memang tidak sendiri. Berbagai kelompok di Gaza memainkan perang mempertahankan agama dan teritori mereeka atas penjajahan Israel.

Selain serangan artileri, Al Qassam pun melancarkan strategi serangan mobilisasi massa. Serangan ini tak dapat dikontrol dan menyebabkan kecanggihan militer Israel tak berdaya. Sudah ribuan personel Al Qassam yang tewas dan dipenjara, namun selalu bertambah dan mampu mempersenjatai diri kembali untuk membalas serangan Negeri Zionis. Roket A120 memiliki jangkauan 120 km yang artinya sangat mudah bagi Al Qassam untuk menyerang seluruh wilayah Yerussalem. Jarak Gaza dengan Tel Aviv saja 71 km. Intelijen Israel menyebutkan hanya ada dua faksi di Gaza yang memiliki roket dengan jarak tempuh 100 km, yakni Hamas dan Jihad Islam.

Dukungan Iran

Iran telah mendukung Hamas dan kelompok militan lainnya, yang disebutnya dukungan untuk “front perlawanan” melawan Israel. Para pemimpin Republik Islam telah menyerukan pemusnahan Israel di masa lalu dan ancaman untuk menghancurkan sekte Yahudi terus berlanjut secara berkala oleh para pemimpin garis keras dan militer Iran.

Iran telah setuju untuk memberikan dukungan keuangan $ 30 juta setiap bulan kepada Hamas Palestina sebagai imbalan atas informasi tentang kemampuan rudal Israel dan lokasi misilnya.

Laporan itu mengatakan kesepakatan itu dicapai dalam pertemuan beberapa waktu lalu, antara sembilan anggota senior kelompok militan dan Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei di Teheran.

Dukungan keuangan Iran untuk Hamas sebesar $ 70 juta setiap tahun, meningkat menjadi $30 juta setiap bulan. Dukungan ini adalah yang terbesar dan belum pernah terjadi sebelumnya.

Hamas tentunya telah memainkan perang psikologis dengan menyerang sejumlah wilayah strategis di Israel. Serangan roket itu adalah yang pertama dan pembuktian kepada masyarakat internasional, sayap militernya telah menjadi pasukan teror untuk negeri Zionis. Daya lawan yang luar biasa, karena wilayah Gaza telah diblokade sedemikian rupa, namun tidak menyurutkan semangat perlawanan. Hamas dengan Brigade Izzuddin Al Qassam ingin mengomunikasikan kepada masyarakat internasional, serangan mematikan bisa saja terjadi di seluruh wilayah Israel, meski Gaza harus menjadi kubangan darah karena serangan balasan. (*)

Mohamad Fadhilah Zein

Menara62 Institute

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!