PURWOREJO, MENARA62.COM -– Perempuan harus mampu berpolitik. Langkah ini sebagai upaya untuk menghadirkan gerakan perempuan agar peranannya mencerahkan terhadap problem publik dan politik.
Demikian pandangan yang muncul dalam silaturahim daerah IMMawati Se-Jawa Tengah, pada (11/5/2018) di Pendopo Kabupaten Purworejo. Kegiatan silaturahim daerah ini digelar oleh IMMawati DPD Jawa Tengah.
IMMawan Abdul Wahid, Ketua Umum DPD IMM Jawa Tengah berharap, silaturahim daerah ini akan menjadi sejarah baru kiprah IMMawati. “Entah dalam kiprah di IMM, Muhammadiyah maupun dalam bangsa yang tidak memungkinkan IMMawati terjun di politik,” ungkapnya.
“Kiprah IMMawati juga menentukan citra IMM dalam menciptakan dan membangun generasi masa depan, selain ia nantinya akan menjadi ibu yang melahirkan generasi penerus bangsa. IMMawati juga turut andil dalam kiprah gerakan IMMawati lewat pendidikan dan isu-isu perempuan yang dibangun dalam menyadarkan perempuan unuk aktif dalam pembangunan,“ ungkapnya.
Harapan IMMawati mampu berkiprah dalam ranah politik juga disampaikan oleh Drs H Pudjiono, Ketua Umum PDM Purworejo.
“Kelahiran IMM sejak 54 tahun yang lalu selain sebagai keprihatinan menjawab problem bangsa juga sebagai kebutuhan kaderisasi di tubuh Muhammadiyah. Maka, usia yang sudah cukup dewasa ini tentu saja kiprahnya dalam proses kebangsaan akan semakin dibuktikan untuk membangun pencerahan dalam konteks kebangsaan. Maka silatuhim daerah IMMawati Se-Jawa Tengah ini menjadi momentum yang bersejarah bagi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di lingkup Jawa Tengah,“ ungkapnya.
Menurutnya, ada tiga hal yang harus dilakukan oleh kader-kader IMM, baik itu IMMawan dan IMMawati. Pertama, mampu mengangkat ruh perjuangan Muhammadiyah. Kedua, mampu menjadikan komunitas ilmu dan iman yang berorientasi pada kaderisasi. “Karena hal ini yang menjadikan ruh sekaligus memperteguh sebagai kaderisasi yang menjadikan kader umat, bangsa dan persyarikatan,” ujarnya.
Ketiga, mampu mengemban misi Muhammadiyah, karena ke depan alumni-alumni IMM adalah yang akan megemban Muhammadiyah dimasa mendatang. “Artinya dia harus siap baik ketika dibutuhkan sebagai kader umat maupun bangsa sekalipun ia berkiprah di Muhammadiyah,” ungkapnya.
Sementara salah satu pembicara Silaturahim Daerah IMMawati Jawa Tengah Hj Denty Eka Widi Pratiwi SE MH, Anggota DPD RI Provinsi Jawa Tengah mengingatkan, lambatnya perkembangan politik perempuan.
“Perempuan masih dianggap satu langkah lebih lambat dari laki-laki dalam hal publik apalagi politik, walaupun kesempatan perempuan sangatlah luas. Artinya perlu ada kesadaran perempuan terhadap politik yang mampu mengambil kesempatan dengan merebut. Tentunya merebut dengan cara-cara yang elegan dan tidak meghalalkan segala cara dalam merainya,” ungkapnya dalam dialog pendukung yang bertemakan kebangsaan.
Anggota DPD RI Dapil Jawa Tengah asal Temanggung ini juga mengungkapkan sejumlah kritik. “Kenapa perempuan harus ada dalam ranah politik, yang dianggap politik itu menakutkan? ataupun politik itu kotor, politik hanya didominasi oleh laki-laki. Hal itu yang menjadi dogma sehingga perempuan enggan terlibat di dalam politik,” ungkapnya.
“Padahal dunia politik itu sebenarnya sangatlah mengasyikan, jika kita bisa merebut ruang-ruang yang harus di perjuangkan. Misalnya hak cuti terhadap perempuan hamil. Hal ini tidak mungkin ketika yang mengusulkan adalah laki-laki. Maka disinilah pentingnya peranan perempuan dalam politik agar quota jatah hidup di legislatif tidak hanya sebagai menggungurkan syarat,“ ungkapnya mengakhiri dialog.
Penulis: Andi M