Oleh : Munaaya Fitriyya SE,.SST,.M.Kes
SOLO, MENARA62.COM – Masa remaja menjadi waktu yang sangat penting untuk membangun perkembangan pada dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan penduduk antara usia 10 – 19 tahun ( Depkes RI).
Remaja Indonesia saat ini sedang mengalami peningkatan kerentanan terhadap berbagai ancaman resiko kesehatan yang berkaitan dengan kesehatan seksual dan reproduksi salah satunya adalah personal hygiene saat menstruasi, karena hygiene menstruasi sangatlah penting dilakukan karena jika tidak diterapkan dengan baik maka akan berdampak negatif terhadap kesehatan reproduksi.
Kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi, serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit atau kecacatan
Salah satu upaya pemeliharaan kesehatan reproduksi yang ditekankan bagi perempuan saat menstruasi adalah kebersihan diri (personal hygine). Personal hygine pada saat haid atau menstruasi merupakan isu kritis sebagai determinan status kesehatan remaja putri yang berpengaruh dalam kehidupan yang akan datang. Saat menstruasi pembuluh darah dalam rahim terbuka sehingga akan rentan terinfeksi. Praktek personal hygine saat menstruasi yang buruk menyebabkan remaja beresiko 1,4 sampai 25,07 kali terkena Reproduktive Tract Infection (RTI) ( Sumpter and Torondel, 2013). RTI adalah infeksi yang terjadi pada alat reproduksi. Personal hygine atau Vulva hygiene adalah perilaku memelihara alat kelamin bagian luar (vulva) guna mempertahankan kebersihan dan kesehatan alat kelamin, serta untuk mencegah terjadinya infeksi.
Selain infeksi alat reproduksi, jika tidak benar – benar menjaga kebersihan akan memicu kanker serviks. Meningkatnya prevalensi kanker di Indonesia berkisar 32.469 kasus (17.2%) dengan angka kematian 18.279 (8.8%) ( Globocan,2018 ). Di Indonesia kanker serviks masih menjadi penyakit kanker dengan jumlah penderita terbesar kedua setelah kanker payudara yaitu sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata – rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk ( Riskesdas, 2018 ).
Personal hygiene merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat merubah keseimbangan PH vagina ditandai dengan penggunaan celana dalam yang terlalu ketat maupun perilaku personal hygiene yang buruk lainnya (Dewi A.L, 2014). Dampak yang dapat terjadi jika seseorang kurang memperhatikan kebersihan organ genetalia saat menstruasi dalam waktu dekat akan mudah mengalami demam, gatal-gatal pada kulit vagina, radang pada permukaan vagina, keputihan, rasa panas atau sakit pada bagian bawah perut (Yuni, 2015).
Dari permasalahan yang ditemukan, maka perlu perhatian khusus dan upaya untuk memelihara kesehatan reproduksi remaja. Upaya untuk mengurangi serta mencegah gangguan infeksi alat reproduksi saat menstruasi adalah dengan membiasakan diri untuk berperilaku personal hygine dengan cara :
- Melakukan pola hidup sehat yaitu dengan diet yang seimbang, olah raga teratur, istirahat cukup, menghindari rokok dan alkohol serta menghindari stres berkepanjangan.
- Menganti pembalut 4 jam sekali, Membiasakan untuk mengganti pembalut, pantyliner pada waktunya untuk mencegah bakteri berkembang biak.
- Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan cara menjaganya agar tetap kering dan tidak lembab misalnya dengan menggunakan celana dengan bahan yang menyerap keringat seperti katun, hindari pemakaian celana terlalu ketat.
- Membiasakan membasuh kemaluan dengan cara yang benar setiap buang air yaitu dari arah depan (kemaluan) ke belakang (anus).
- Penggunaan cairan pembersih vagina yang tidak berlebihan karena dapat mematikan flora normal vagina. Jika perlu, lakukan konsultasi medis sebelum menggunakan cairan pembersih vagina.
- Hindari penggunaan bedak , tissue atau sabun dengan pewangi pada daerah vagina karena dapat menyebabkan iritasi.
- Hindari penggunaan sabun vagina karena PH yang dipergunakan sabun tersebut tidak sesuai dengan PH yang dibutuhkan vagina.
- Hindari pemakaian barang-barang yang memudahkan penularan seperti meminjam perlengkapan mandi dsb. Menghindari untuk tidak duduk di atas kloset di WC umum atau membiasakan mengelap dudukan kloset dengan antiseptik sebelum menggunakannya.