32.9 C
Jakarta

Peringatan Dini Konflik untuk Cegah Perpecahan

Baca Juga:

PEMILIHAN kepala daerah (Pilkada) serentak akan dilaksanakan tahun 2018. Selanjutnya, tahun 2019 akan digelar pemilihan presiden langsung. Sehingga tahun 2018 dan 2019 merupakan tahun politik yang rawan konflik.

“Konflik di berbagai daerah pada saat pelaksanaan Pilkada tidak dapat diatasi dengan satu pola. Tetapi perlu menggunakan kearifan lokal dan ada mediator yang mumpuni,” kata Dr Hadi Suyono, dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta kepada wartawan menyusul terbitnya buku keempat ‘Merawat Perdamaian, Metode Sistem Peringatan Dini Konflik’ di Yogyakarta, Kamis (8/2/2018).

Dalam buku tersebut, Hadi Suyono menawarkan sebuah metode sistem peringatan dini konflik melalui pendekatan psikologi. Buku ini ditulis karena tindakan preventif penanganan konflik belum menjadi fokus perhatian. Sehingga metode ini diharapkan bisa memberikan solusi tindakan apa yang harus dilakukan sebagai upaya pencegahan konflik yang bisa menimbulkan perpecahan.

Dijelaskan Hadi Suyono, peringatan dini konflik memfokuskan kajian yang bertujuan mengumpulkan informasi mengenai potensi konflik dan tindakan pencegahannya. Informsi yang dikumpulkan meliputi data secara sistematik, analisis dan formula rekomendasi, risk assessment, dan penyebaran informasi.

Ada sembilan langkah untuk metode sistem peringatan dini konflik yaitu, pertama, menentukan katagori konflik. Kedua, menentukan indikator dan prediktor konflik. Ketiga, mengkonseptualisasikan konflik dan prediktor. Keempat, mendefinisikan secara operasional konflik dan prediktor. Kelima, memformulasikan pengumpulan data. Keenam, pengambilan data. Ketujuh, analisis data. Kedelapan, menentukan indeks. Kesembilan, rekomendasi.

“Metode ini berfungsi sebagai panduan ilmiah agar sistem peringatan dini yang dilakukan memiliki akurasi yang baik untuk memprediksi konflik. Sehingga langkah pencegahannya pun bisa akurat,” kata Hadi.

Menurut Hadi Suyono untuk bisa menerapkan metode sistem peringatan dini konflik ini perlu ada workshop bagi petugas keamanan, mediator dan masyarakat. Selain dalam Pilkada, metode ini juga bisa diterapkan pada masyarakat yang telah memiliki benih-benih konflik. Sehingga konflik yang sudah berlangsung cukup lama atau konflik laten, tidak menjadi konflik manifes.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!