JAKARTA, MENARA62.COM – Ditengah keprihatinan pandemi Covid-19, Kongres Wanita Indonesia (Kowani) tetap memperingati Hari Kartini 2020. Tujuannya tetap mengobarkan semangat juang para perempuan Indonesia agar tidak mudah menyerah termasuk dalam perjuangan menghadapi wabah virus corona.
“Kowani berharap agar semangat Habis Gelap Terbitlah Terang yang telah diperjuangkan oleh Kartini dimasa lampau tidak terkikis oleh situasi dan kondisi yang sangat menekan karena bencana corona ini,” kata Ketua Umum Kowani Dr Ir Giwo Rubianto MPd, Selasa (21/4/2020).
Menurut Giwo, semangat kesetaraan gender dalam berbagai bidang yang diperjuangkan Kartini meski dalam situasi apapun tetap harus menyala di hati dan kalbu para perempuan Indonesia.
Para Founding mother’s yang telah mendirikan Kowani dimasa lalu dengan visi “Ibu Bangsa Merdeka melaksanakan Dharma” sampai detik ini tetap memperjuangan kemerdekaan yang hakiki bagi seluruh Perempuan Indonesia dengan tidak meninggalkan kodratnya sebagai perempuan yaitu, hamil, melahirkan dan menyusui.
Giwo mengatakan Kowani yang telah lahir bahkan sebelum negara ini memproklamirkan kemerdekaannya, tetap melaksanakan perannya sebagai Ibu Bangsa terutama dalam menghadapi wabah pademi Covid-19 yang sedang melanda seluruh masyarakat diseluruh penjuru dunia.
Sebagai ormas wanita federasi terbesar yang memiliki 98 anggota ormas yang berada diseluruh Indonesia, Kowani juga terpanggil untuk berbuat sesuatu untuk membantu masyarakat yang terdampak Covid-19 ini. Kegiatan yang dilakukan Kowani tentu dalam kondisi yang serba terbatas karena adanya kebijakan pemerintah untuk mengadakan sosial distancing dan saat ini hampir disetiap wilayah pemerintah telah mengadakan pembatasan sosial berskala besar.
“Kowani tetap melaksanakan perannya sebagai pejuang kemanusiaan terutama untuk kaum Perempuan yang menurut penelitian jauh lebih terdampak baik dari segi ekonomi, sosial dan psikologis,” lanjut Giwo.
Sebagai perempuan pekerja yang ikut menopang ekonomi keluarga ataupun sebagai Ibu rumah tangga, perempuan menurut Giwo sesungguhnya adalah anggota keluarga yang paling terdampak akibat bencana wabah ini. Penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa prilaku kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) banyak terjadi akhir-akhir ini akibat tekanan ekonomi, tekanan mental dan psikologis dalam keluarga. Dan yang paling menderita adalah perempuan.
Karena itu Kowani telah mengambil langkah-langkah strategis diantaranya membentuk posko Covid-19 yang kegiatannya meliputi pemberian bantuan berupa APD, sembako kepada masyarakat yang terkena PHK dan masyarakat yang sangat memerlukan.
Selain itu, Kowani juga memberikan bantuan spitual berupa konseling untuk masyarakat lansia yang berada di Washington DC bekerja sama dengan KBRI Washington dan Pos kesehatan diaspora Indonesia di Amerika secara virtual. Konseling psikologis juga dilakukan terhadap masyarakat anggota ormas Kowani.
Sedang untuk keberadaan perempuan2-perempuan Indonesia yang tinggal di pelosok yang tidak memiliki fasilitas untuk melaksanakan konseling secara daring , Kowani sangat berharap pemerintah dalam hal ini, toma, toga , Lurah, Kades, Ketua RW maupun Ketua RT untuk aktif mengedukasi dan memberikan konseling kepada masyarakat.
“Kita belum tahu sampai kapan situasi seperti ini akan terjadi. Tetapi Kowani mengajak semua perempuan untuk berjuang karena di tangan perempuanlah terletak kebahagian dan ketenangan seluruh anggota keluarga,” tutup Giwo.