PATI, MENARA62.COM – Green Qurban Muhammadiyah di Uji Coba Di Laboratorium BKS Pati Muhammadiyah menunjukkan keseriusannya dalam menggerakkan Green Qurban pada Iduladha 2025. Tak hanya sekadar wacana, Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Pusat Muhammadiyah langsung menerapkannya dalam praktik nyata di Pati, Jawa Tengah, tepatnya di Laboratorium Bioreaktor Kapal Selam (BKS), Desa Langse, Kecamatan Margorejo, Sabtu (7/6/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian dari kampanye memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, 5 Juni 2025, yang mengangkat tema global “Ending Plastic Pollution”. Gerakan ini diluncurkan sehari sebelumnya (4 Juni) dan langsung disosialisasikan kepada publik melalui siaran bincang santai di JM Radio milik PWM Jawa Tengah bertajuk “Green Qurban, Apakah Bisa?”.
Menurut Ketua MLH PP Muhammadiyah, M. Azrul Tanjung, Pati dipilih sebagai lokasi percontohan karena memiliki fasilitas dan sumber daya yang mendukung penerapan zero waste pada pelaksanaan kurban.
“Ini bukan sekadar sembelih hewan, tapi menyempurnakan prosesnya dari hulu ke hilir: halal, higienis, dan ramah lingkungan,” ujarnya.
Ramah Lingkungan Sejak Penyembelihan
Penyembelihan dilakukan oleh Juleha (Juru Sembelih Halal) Muhammadiyah Pati dengan memperhatikan aspek kesejahteraan hewan. Sapi diistirahatkan 24 jam sebelum disembelih untuk mengurangi stres dan menghasilkan kualitas daging yang lebih baik.
Proses penyembelihan mengikuti syariat Islam: membaca bismillah, memotong kerongkongan (mari’), saluran napas (hulqum), serta dua urat nadi utama (wadajain). Darah dan kotoran hewan langsung ditampung dan dialirkan ke dalam bioreaktor.
“Semua limbah, mulai dari isi usus, sisa pakan hingga darah masuk ke reaktor biogas untuk diubah jadi energi dan pupuk. Ini benar-benar bebas pencemaran, bahkan menyumbang solusi energi dan pangan,” jelas Azrul.
Bungkus Daging Pakai Daun Jati, Bukan Plastik
Yang menarik, distribusi daging kurban juga tak kalah inovatif. Alih-alih kantong plastik, daging dibungkus menggunakan besek (anyaman bambu), daun jati, dan diikat dengan utus (tali bambu).
“Saya senang sekali, bungkusnya pakai daun jati, ramah lingkungan. Dagingnya juga lembut, bersih, dan segar,” ujar Alaina Shabira, pelajar SMA yang menjadi salah satu penerima manfaat kurban.
Gerakan Kolaboratif
Program Green Qurban di Pati adalah hasil kolaborasi antara MLH PP Muhammadiyah dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Selain di Pati, kegiatan serupa juga dilaksanakan di sejumlah wilayah lain seperti Banten, Sumatera Utara, NTB, dan Papua Barat Daya.
Dengan model ini, Muhammadiyah ingin memberi contoh bahwa ibadah kurban bisa dilakukan dengan tetap menjaga bumi.
“Green Qurban bukan hanya soal ibadah, tapi juga tanggung jawab sosial dan ekologis kita sebagai umat beriman. Kami ingin menunjukkan bahwa menjaga lingkungan bisa dimulai dari cara kita berkurban,” pungkas Azrul. (*)


