JAKARTA, MENARA62.COM – Memperingati Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2019, ratusan remaja dari 35 komunitas dan organisasi remaja menggelar kampanye bahaya rokok, Sabtu (21/12/2019). Kegiatan yang digagas Lentera Anak tersebut berlangsung di Taman Pandang, Jakarta Pusat.
Tujuannya adalah mengkampanyekan bahaya perilaku merokok di kalangan remaja dan membangun kesetiakawanan mereka untuk saling mendukung dan bekerjasama menerapkan gaya hidup sehat guna mencegah penyakit tidak menular sejak dini seperti kanker, diabetes mellitus, penyakit pernafasan dan jantung..
Lisda Sundari, Ketua Lentera Anak menjelaskan merokok menjadi salah satu perilaku tidak sehat yang dapat memicu timbulnya penyakit tidak menular. Tetapi perilaku tersebut sering tidak disadari oleh para remaja.
“Karena itu, kami mencoba melakukan pencegahan sejak dini kepada remaja agar mereka tidak merokok,” kata Lisda dalam siaran persnya.
Kampanye tersebut dimulai dengan pengumpulan puntung rokok yang dilakukan oleh para peserta sepanjang perjalanan menuju tempat kegiatan. Pengumpulan puntung rokok ini merupakan symbol dan pengumpulan fakta tentang banyaknya orang yang merokok dan permasalahan yang ditimbulkan.
Salah satu permasalahan tersebut lanjut Lisda adalah banyaknya konsumsi zat adiktif rokok. WHO mencatat pada tahun 2017 ada sekitar 7,2 juta kematian di dunia yang diakibatkan oleh konsumsi rokok di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
“Bahkan Indonesia berada pada urutan ke-3 konsumsi rokok paling banyak di dunia,” tambah Lisda.
Fakta lainnya adalah bahwa perokok usia remaja antara 10 hingga 18 tahun di Indonesia juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada 2013 misalnya, angka perokok remaja 7,2 persen dan naik menjadi 9,1 persen pada 2018. Padahal Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahun 2019 menargetkan penurunan perokok remaja menjadi 5,4 persen.
“Hal yang lebih mengkhawatirkan, industry rokok memproduksi rata-rata 338 miliar batang rokok untuk memenuhi adiksi lebih dari 90 juta perokok aktif di Indonesia. Sehingga masyarakat terus menerus terjerat candu rokok dan menyebabkan berbagai penyakit katastropik bahkan kematian. Termasuk juga hilangnya produktivitas karena sakit yang kerugiannya mencapai Rp596 triliun,” jelas Lisda.
Lentera Anak dan Yayasan Gagas, diakui Lisda telah bekerjasama dengan Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) dan AstraZeneca untuk mengkampanyekan perilaku hidup sehat di kalangan remaja melalui Program Kesehatan Remaja (Young Health Programme) untuk mencegah PTM. Fokus kegiatan diantaranya adalah pencegahan penggunaan tembakau dan kampanye anti rokok, konsumsi alcohol yang berbahaya, diet tidak sehat dan kurang ativitas fisik (olahraga) yang dapat menyebabkan PTM di kemudian hari.
Puntung Rokok Akses Zat Adiktif
Sementara itu, Citra Demi Karina, Koordinator YHP Lentera Anak mengatakan puntung rokok adalah bukti akses zat adiktif yang mudah. Hampir semua warung dan toko menjual rokok dengan harga murah dan batangan, termasuk sekitar sekolah.
Berdasarkan penelitian, ada 7 dari 10 tempat penjual yang memajang spanduk atau poster yang mempromosikan iklan rokok.
“Sebanyak 59 persen remaja yang membeli rokok di warung atau toko tidak pernah ditolak karena usianya. Sehingga siapapun termasuk anak-anak dapat membeli rokok di mana saja, dengan uang sakunya sekitar Rp1000 per batang,” kata Citra.
Selain menyuarakan bahaya konsumsi rokok, sejumlah perwakilan anak muda berbagi informasi dan pengalaman tentang Penyakit Tidak Menular, Kesehatan Mental dan Gaya Hidup Sehat, Keputusanku. Mereka saling mendukung, dan bekerjasama untuk membangun kesetiakawanan dalam menerapkan gaya hidup sehat untuk mencegah penyakit tidak menular.
Diakhir kegiatan, para remaja tersebut membacakan Deklarasi Gaya Hidup Sehat, Keputusanku yang terdiri atas tiga poin. Inti dari deklarasi tersebut adalah pertama para remaja akan saling mendukung dan bekerjasama dalam menerapkan gaya hidup sehat dengan melakukan cek rutin, tidak merokok, rajin aktivitas fisik, diet gizi seimbang, istirahat cukup, dan mengelola stress (CERDIK) sebagai upaya mencegah PTM.
Kedua, para remaja berjanji saling mendukung dan bekerjasama dalam mempromosikan gaya hidup sehat di kalangan anak muda dengan menolak menjadi target pemasaran industry rokok, serta giat melakukan pendidikan kesehatan sebaya di sekolah dan komunitas mereka.
Ketiga, para remaja secara bersama-sama mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat atau GERMAS untuk meningkatkan kualitas hidup generasi muda Indonesia.
Talkshow Gaya hidup Sehat, Keputusanku menampilkan pembicara Ariel Azhar Hadi, (dari PE YHP) dengan materi Rokok Faktor Risiko PTM, Agustina Iskandar (dari World Cleanup Day Indonesia) dengan materi Puntung Rokok Sampah Berbahaya, Sabrina Audina (dari Ibunda.id) dengan materi Tips Kelola Stress, serta Ridhaninggar Rindu Aninda, (dari MSc-Survivor Gaya Hidup Sehat) dengan materi Gaya Hidup Sehat Keputusanku.