27.3 C
Jakarta

Peringati HTTS, MTCC Unimma Bagikan Masker, Handsanitizer dan Stiker

Baca Juga:

MAGELANG, MENARA62.COMMuhammadiyah Tobacco Control Center Universitas Muhammadiyah Magelang (MTCC Unimma) memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS), Senin (31/5/2021). Peringatan ditandai dengan pembagian masker, handsanitizer, dan stiker bertuliskan ‘Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2021.’

Demikian diungkapkan Dra Retno Rusdjijati, MKes, Ketua MTCC Unimma di Magelang, seusai kegiatan peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Pembagian masker, handsanitizer dan penempelan stiker dilaksanakan di Kota Magelang dan Kabupaten Magelang.

Dijelaskan Retno, di Kota Magelang dilaksanakan di empat titik lampu merah yaitu Menowo, Pecinan, Cangok, dan Depan BPD Jateng. Sedang Kabupaten Magelang juga empat titik lampu merah yaitu Pakelan, ARTOS, Blondo, dan Secang. Pembagian masker, handsanitizer dan penempelan stiker dilaksanakan mahasiswa.

Lebih lanjut Retno menjelaskan MTCC Unimma menyatakan upaya menekan jumlah perokok anak (generasi muda) harus menjadi agenda bersama, baik pemerintah dan masyarakat secara komprehensif. Karena itu, semua program kerja kementerian harusnya sinkron dengan upaya penurunan jumlah perokok anak. “Jadi, bukan hanya melakukan edukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat saja, namun juga diperlukan peraturan yang kuat dan penegakan hukum yang tegas,” tandas Retno.

Komitmen lain, kata Retno, MTCC Unimma terus mendorong kepala daerah
untuk menetapkan dan menegakkan regulasi Kawasan Tanpa Rokok (Perda KTR). Apalagi di masa pandemi Covid 19 ini, Perda menjadi kampanye kepada masyarakat, akan bahaya asap rokok dan akibat buruknya pada penurunan ketahanan tubuh dalam antisipasi virus.

Beberapa kajian MTCC Unimma menunjukkan fakta parahnya capaian pembangunan SDM di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi perokok usia 10-18 mencapai 9,1% – angka itu naik dari 7,2% pada tahun 2013.

Prevalensi perokok secara nasional adalah 34.7%, sedangkan prevalensi perokok di Jawa Tengah adalah 25.3%. Hasil penelitian juga menunjukkan sebanyak 32,1% siswa Indonesia di rentang usia 10- 18 tahun pernah mengonsumsi rokok (PKGR, 2019). Selanjutnya, sebanyak 43,4% di antaranya mulai merokok pada usia 12-13 tahun (saat mengikuti pendidikan SMP).

Selain itu, Indonesia memiliki jumlah perokok laki-laki tertinggi di dunia, dan jumlah perokok terbesar ketiga di dunia setelah India dan Cina. HTTS tahun 2021
ini merupakan kesempatan untuk meningkatkan kesadaran tentang efek bahaya konsumsi rokok dan paparan asap rokok, serta mencegah penggunaan rokok dalam bentuk apapun (cq e-cigarret, vape).

“MTCC Unimma menyatakan perlu sikap tegas Pemerintah Indonesia pada industri rokok. Fakta menunjukkan bahwa industri rokok leluasa merayu generasi muda melalui iklan dan sponsor. Penurunan angka prevalensi rokok anak saat ini hanya bisa diatasi jika akses anak-anak terhadap rokok dijauhkan. Fakta ironis di Indonesia, generasi muda negara ini terpapar iklan rokok di toko, papan iklan, dan internet, serta melalui sponsor untuk konser musik, liga olahraga, dan acara,” katanya.

Menurut Retno, perokok lebih rentan terinfeksi Covid 19. Perokok beresiko 2-3 kali lipat lebih tinggi dirawat di ICU, membutuhkan ventilasi dan bahkan meninggal akibat Covid 19. Tembakau juga merupakan faktor resiko utama penyakit tidak menular (penyakit kardiovaskuler, kanker, penyakit pernapasan dan diabetes). Orang yang hidup dengan kondisi ini lebih rentan terhadap Covid 19 yang parah.

Tembakau menjadi penyebab utama kematian kedua di dunia (hipertensi) dan saat ini membunuh 1 dari 10 orang dewasa di seluruh dunia. Oleh karena itu, perlu kewaspadaan ekstra bagi perokok agar berhenti merokok (commit to quit), dan perlu tindakan pencegahan bagi perokok pemula.

Commit to quit akan membantu menciptakan lingkungan yang sehat dan kondusif untuk berhenti merokok dengan mengadvokasi kebijakan pengendalian tembakau yang kuat, peningkatan kesadaran akan taktik industri tembakau, meningkatkan akses ke layanan berhenti merokok, dan memberdayakan perokok agar berhasil dalam upaya berhenti merokok,” ujarnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!