JAKARTA, MENARA62.COM — Saat ini, lebih dari 300.000 orang telah menyeberang dari Gaza selatan ke utara. Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan peringatan, tentang “kebutuhan di lapangan masih sangat besar.” Apalagi, Warga Palestina yang berjalan kaki untuk pulang ke rumahnya itu, tidak menemukan apa pun selain kehancuran ketika mereka sampai di rumah mereka di bagian utara wilayah tersebut.
Situs Aljazeera.com pada Selasa (28/1/2025) merilis, pelapor khusus PBB dan para ahli independen mengatakan, penindasan Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki terus meningkat dan “tidak ada ujungnya.”
Perang Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 47.317 orang Palestina dan melukai 111.494 orang lainnya, sejak 7 Oktober 2023. Setidaknya 1.139 orang terbunuh di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada hari itu, dan lebih dari 200 orang ditawan.
Gencatan Senjata
Tahap pertama gencatan senjata Gaza ‘berjalan dengan lancar’ Hassan Barari, profesor hubungan internasional di Qatar University, mengatakan bahwa kembalinya warga Palestina ke tanah air mereka di Gaza utara menunjukkan bahwa gencatan senjata “berjalan dengan baik.” “Gencatan senjata terus berlanjut, dan tahap pertama berjalan dengan lancar,” kata Barari kepada Al Jazeera.
Ada juga “pemahaman global” yang berkembang bahwa gencatan senjata harus menjadi “permanen”, katanya, meskipun ada pernyataan yang bertentangan dari Israel dan Amerika Serikat. “Saya pikir mengingat jumlah orang yang kembali [ke Gaza utara], akan sangat sulit untuk melihat mereka melarikan diri lagi karena pengeboman Israel,” kata Barari. “Saya pikir ini adalah awal dari sebuah tahap yang berbeda dalam hubungan bilateral antara Israel dan Gaza.”