JAKARTA, MENARA62.COM – Pandemi Covid-19 telah membuat permintaan padanan kata asing ke bahasa Indonesia meningkat tajam. Terutama padanan kata yang berhubungan dengan kondisi pandemi Covid-19. Misalnya social distancing, hand sanitizer, lockdown, physical distancing, online, offline, swab test, rapid test dan lainnya.
“Permintaan padanan kata meningkat tajam, setiap hari ada kata baru yang harus kami cari padanan bahasa Indonesianya. Ini jumlahnya puluhan bahkan ratusan. Karena pandemi Covid-19 memang membuat istilah-istilah asing harus kita gunakan dalam ativitas sehari-hari,” kata Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kemendikbud E Aminudin, pada taklimat media Kamis (17/12/2020).
Permintaan padanan kata tersebut sebagian besar diajukan oleh Sekretariat Negara, Kantor Kepresidenan, Kementerian Kesehatan dan Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19. Padanan kata asing ke dalam bahasa Indonesia tersebut harus dicari dalam waktu maksimal 24 jam.
Untuk mencari padanan kata diakui Aminudin membutuhkan diskusi panjang yang melibatkan pakar bahasa dan akademisi. Tidak semua padanan kata yang dihasilkan oleh Badan Bahasa kemudian digunakan oleh masyarakat.
Ia mencontohkan padanan kata new normal. Kata new normal membutuhkan diskusi panjang mengingat kata normal dalam bahasa Indonesia merupakan kata sifat. Tetapi dalam bahasa Inggris, normal selain kata sifat juga kata benda.
“Lalu kami buat padanan kata new normal dengan kenormalan baru. Tetapi nyatanya masyarakat lebih menyukai dengan kata adaptasi kebiasaan baru.
Layanan Badan Bahasa
Selama pandemi Covid-19, Aminudin mengakui program dan layanan Badan Bahasa yang semula bersifat luring diubah menjadi daring. Beberapa layanan yang dapat diakses melalui laman Badan Bahasa, yaitu Peta Bahasa, KBBI Daring, KBBI Luring Disabilitas Netra (Disnetra), Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI), Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Daring, Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Daring, laman Gerakan Literasi Nasional (GLN), Ensiklopedia Sastra Indonesia Daring, Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra, dan Data Pokok Kebahasaan dan Kesastraan. Selain itu, terdapat ratusan bahan bacaan literasi yang dapat diunduh secara gratis.
Ia mengatakan keadaan pandemi saat ini secara tidak langsung mengubah pola kerja dan pola berkegiatan bagi banyak orang, termasuk di Badan Bahasa. Berbagai terobosan dilakukan oleh Badan Bahasa dengan bantuan teknologi digital untuk tetap melakukan pekerjaan sekaligus berkontribusi bagi masyarakat luas sesuai dengan tugas dan fungsi Badan Bahasa.
Kegiatan-kegiatan tersebut adalah Diskusi Daring Pelindungan Bahasa dan Sastra sebanyak 12 kali pertemuan (Mei s.d. Desember 2020), Bedah Buku Sastra (daring) sebanyak 13 kali pertemuan (Mei s.d. Oktober 2020), Bincang Sastra (daring) sebanyak 5 kali pertemuan (Juni s.d. Juli 2020), Kelas Daring Kebahasaan sebanyak 8 kali pertemuan (Mei s.d. Juli 2020), Kuliah Daring Kritik Sastra sebanyak 4 kali pertemuan (Juli s.d. September 2020) dan Webinar Penerjemahan dan Penjurubahasaan sebanyak 4 kali pertemuan (1 s.d. 22 Oktober 2020).
Lebih lanjut Aminudin menjelaskan sejak 1 Oktober hingga 28 Oktober 2020, Badan Bahasa telah menyelenggarakan berbagai kegiatan, baik di pusat maupun di balai dan kantor bahasa di 30 provinsi untuk menyambut Bulan Bahasa dan Sastra. Kegiatan itu berupa berbagai lomba (perseorangan atau kelompok), gelar wicara dengan berbagai tema, diskusi yang meningkatkan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia, dan pertunjukan-pertunjukan kesastraan agar masyarakat mengetahui lebih jelas kreativitas yang disuguhkan oleh balai dan kantor bahasa dari Sabang sampai Merauke.
Berdasarkan jumlah peserta di pusat dari 17 kegiatan yang diselenggarakan, tercatat 11.036 pendaftar, 9.667 peserta, dan 1.096.073 penonton. Sementara itu, kegiatan Menjalin Indonesia yang disiarkan melalui kanal YouTube balai/kantor bahasa atau kehadiran langsung telah disaksikan oleh lebih dari 30.000 orang. Kemudian Badan Bahasa juga mengadakan festival lomba BIPA bernama Festival Handai Indonesia yang diikuti 30 negara. Festival itu terbagi atas 7 perlombaan, yaitu Lomba Bercerita, Lomba Berpidato, Lomba Bernyanyi, Lomba Berdeklamasi, Lomba Bermain Peran, Lomba Berkomedi Tunggal dan Lomba Membawakan Reportase.
Tidak hanya itu, untuk mewujudkan Bahasa Indonesia menjadi bahasa Internasional, Badan Bahasa telah mengirimkan pengajar BIPA ke berbagai negara, telah tercatat Badan Bahasa telah mengirimkan 221 penugasan di 23 negara, 89 lembaga, dan 8854 pemelajar. Pengajaran BIPA dilaksanakan secara langsung atau penugasan lokal dan pemelajaran daring.
Pada tahun ini, Badan Bahasa telah menciptakan produk literasi yaitu 15 judul buku novelet bertema ASEAN, 15 Judul bertema toleransi, 30 judul komik, dan panduan penulisan. Produk lain yang sudah diterbitkan Badan Bahasa dalam literasi adalah layanan laman buku digital yaitu budi.kemdikbud.go.id, laman tersebut berisi buku-buku digital yang dapat diakses oleh masyarakat dan dapat diunduh secara bebas.
“Tidak hanya itu kami juga menyediakan buku audio untuk disabilitas netra, Badan Bahasa selalu berusaha untuk membuat produk yang inklusif,” tuturnya.
Pengembangan produk Badan Bahasa yang dilakukan pada tahun ini juga adalah Uji Kemahiran Bahasa Indonesia Multistage Adaptive (UKBI MSAT), UKBI MSAT merupakan generasi mutakhir dari UKBI berbasis internet. Sebagaimana karakter tes berbasis MSAT, UKBI MSAT juga dirancang dalam bentuk modul. Pengembangan awal terdapat tiga modul, yaitu Modul Mendengarkan, Modul Merespons Kaidah, dan Modul Membaca. Setiap modul mencakupi empat teslet yang terbagi atas teslet sintas, sosial, vokasional, dan akademik serta disajikan dalam jalur panel pengujian. Melalui UKBI MSAT penutur bahasa Indonesia dengan performa apa pun dapat dipotret kemahirannya dengan efisien. Peserta uji akan mendapatkan jumlah soal yang sesuai dengan estimasi kemampuan yang dipotret oleh sistem MSAT.
Kemudian, pada 1 Desember 2020, Badan Bahasa bekerja sama dengan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 meluncurkan buku Pedoman Perubahan Perilaku dalam 77 Bahasa Daerah. Penggunaan bahasa daerah pada buku itu diharapkan memudahkan pemahaman dan penerapan pedoman perubahan perilaku yang berkaitan dengan protokol kesehatan 3 M oleh masyarakat di lingkungannya masing-masing.
Setiap tahun Badan Bahasa menetapkan kata paling populer, pada tahun ini kami menetapkan kata pandemi sebagai kata tahun ini. Penetapan kata tahun ini berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu daftar kata terpopuler menurut KBBI, kemunculan di Google Trends, penanda berbagai peristiwa, penggunaan kata dalam berbagai kalangan, dan keluasan distribusi bidang.