27.8 C
Jakarta

Pertanian Presisi Bisa Menjadi Solusi Meningkatkan Kesejahteraan Petani

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Untuk meningkatkan kesejahteraan petani, penerapan pertanian presisi bisa menjadi solusi. Model pertanian ini spiritnya adalah efisiensi, produktivitas, dan ramah lingkungan sehingga dapat meningkatkan keuntungan petani.

“Jadi, dengan menerapkan pertanian presisi diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani,” kata Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir pada peluncuran buku berjudul Pertanian Presisi Untuk Mensejahterakan Petani, Senin (15/4).

Dalam peluncuran buku tersebut hadir tiga mantan Menteri Pertanian yakni Sjarifudin Baharsyah, Justika Baharsjah dan Bungaran Saragih serta mantan Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurti.

Winarno yang juga penulis buku tersebut menyatakan, usaha tani presisi (precision farming) meliputi penyemaian sampai dengan pemanenan padi, hingga pascapanen berupa pengeringan, penyimpanan, dan penggilingan gabah, serta penyimpanan beras.

“Sinergi usaha tani presisi dan pascapanen presisi inilah disebut dengan pertanian presisi (precision agriculture),” katanya.

Menurut Winarno, dalam pertanian presisi, setiap keputusan proses pertanian harus berdasarkan informasi yang akurat. Di sini diperlukan peran teknologi informasi dan komunikasi untuk mengumpulkan, memproses, dan menganalisis informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan.

“Data dan informasi yang dikumpulkan antara lain lahan pertanian, bibit, kandungan hara tanah, saluran irigasi, prediksi cuaca, data banjir, kebutuhan air tanaman, serta serangan hama dan penyakit,” jelasnya.

Dengan teknologi Global Positioning System (GPS) dan Geographic Information System (GIS), misalnya karakteristik spesifik lokasi bisa ditentukan. Data GPS menekankan pada ketepatan posisi suatu lahan sementara GIS pada geografi atau karakteristik tanah dan lain-lain. Dari data GPS dan GIS ini dapat diketahui karakteristik lahan di suatu lokasi dengan lokasi lainnya.

Pun dengan teknologi sensor dan Internet of Things (IoT), lanjut Winarno, bisa didapatkan informasi ketersediaan hara tanah, pH tanah, kelembapan tanah, kandungan air tanah, data suhu dan curah hujan, cuaca dan iklim, kebutuhan air tanaman, kebutuhan hara tanaman, dan sebagainya.

Data ini dapat memberikan gambaran seberapa jauh peningkatan harga komoditas pada tahun berjalan. Tanaman jenis apa yang sebaiknya ditanam sesuai dengan kebutuhan pasar sehingga harga jualnya relatif tinggi yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani.

“Berdasarkan prospek harga dan dikombinasi dengan penerapan pertanian presisi, petani dapat menghitung secara simulasi, berapa keuntungan yang bakal diperoleh sebelum menanam suatu komoditas,” katanya.

Bayu Krisnamurti menyatakan, pemikiran Winarno Tohir yang disampaikan dalam buku Pertanian Presisi Untuk Mensejahterakan Petani tersebut merupakan pesan petani terhadap para pengambil kebijakan.

“Mau keputusan politik apapun tapi (dalam usaha pertanian) jangan lupa hal-hal yang teknis seperti pupuk, benih, irigasi dan lain-lain. Itulah pesan dalam buku ini,” katanya.

Politik, tambahnya, hanya sebuah keputusan untuk mendukung hal-hal teknis yang diperlukan dalam usaha tani. Oleh karena itu keputusan politik yang diambil para penentu kebijakan jangan meninggalkan hal-hal teknis.

“Kalau buku ini bisa diwujudkan oleh para penentu kebijakan akan sangat bermanfaat sekali (bagi petani),” ujar Bayu.

Buku Pertanian Presisi untuk Mensejahterakan Petani tersebut bisa menjadi panduan siapapun yang akan terjun dalam pertanian presisi. Buku setebal 242 yang ditulis Winarno ini membahas secara lengkap apa itu pertanian presisi.mulai dari masa persiapan tanam hingga pasca panen.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!