Pesona Eks Pelabuhan Buleleng Bali

Sinar mentari pagi langsung saja menghujam ke sosok patung atau tugu Yudha Mandala Tama yang berdiri tegak dan gagah di tengah-tengah eks Pelabuhan Buleleng.

Tugu perjuangan laskar rakyat Buleleng yang berdiri tegak di eks Pelabuhan Buleleng ini dibangun tahun 1987 pada era kepemimpinan Bupati Nyoman Tastera, yang diberina nama monumen Yuda Mandala Tama.

Makna dari nama Yudha Mandala Tama ini adalah tempat perang yang utama, karena ditempat inilah perang yang utama terjadi.

Pagi baru saja beranjak, suasana pelabuhan sudah dipenuhi oleh masyarakat kota Singaraja yang sebagian besar hanya ingin berolah raga atau sekedar menguatkan imun dengan tetap rilex dan tersenyum melihat keindahan eks Pelabuhan Buleleng ini.

Pedagang kecil sudah mulai bergeliat dengan menyediakan gorengan, nasi kucing dan tak lupa teh atau kopi menemani gurihnya aneka gorengan yang dimakan. Lalu lalang anak-anak milenial yang sedang asik ngobrol sana sini menambah suasana marak eks Pelabuhan Buleleng pagi ini. Dipinggiran pantai nampak beberapa gadis-gadis usia tanggung yang tanpa malu-malu meliuk-liukan tubuhnya dan direkam oleh seorang kawannya.

Sementara mentari semakin bergairah menyinari hiruk pikuk masyarakat Singaraja yang semuannya masih taat dan patuh dalam melaksanakan prokes covid 19.

Tampak dari kejauhan, jembatan peninggalan Belanda yang diberi nama Jembatan Kampoeng Tinggi membentang gagah menyambungkan silaturahmi antara masyarakat Kota Singaraja. Tidak ada catatan sejarah mengenai asal-usul dari jembatan tua ini. Apalagi, tidak ada prasasti yang biasa menjadi sumber informasi pendirian bangunan di jembatan ini. Masyarakat serta para tetua dari Kota Singaraja, hanya mengetahui bahwa Jembatan Belanda di Singaraja ini sudah ada sejak mereka masih kecil. Jembatan ini dibangun oleh Belanda di atas Sungai atau Tukad Buleleng.

Desain dari jembatan ini juga terlihat begitu megah. Tiang penyangga dari jembatan ini terlihat begitu kokoh dan berukuran besar, mengindikasikan unsur Eropa yang begitu kental. Pembangunan Jembatan Belanda di Singaraja ini juga terlihat begitu sungguh-sungguh. Sebagai buktinya, jembatan ini masih tetap bisa disaksikan berdiri dengan megah, meskipun kondisinya sudah agak usang dan cukup tua.

Memasuki area eks Pelabuhan Buleleng dari arah Timur sebelah kanan kita akan langsung disambut dengan keindahan Klenteng Ling Gwan Kiong Singaraja, Klenteng Tua Dengan Arsitektur Unik di Tepi Laut Buleleng.

Klenteng Ling Gwan Kiong Singaraja merupakan sebuah bangunan ibadah yang telah berusia sangat tua. Bangunan klenteng ini berdiri pada tahun 1873. Pendirian bangunan klenteng ini tak lepas dari adanya hubungan internasional antara kerajaan di Pulau Bali dengan Dinasti Ching yang ada di Daratan Cina.

Mentari semakin meninggi seakan mempersilahkan warga kota Singaraja untuk bergegas kembali ke rumah masing-masing dan untuk kembali ke eks Pelabuhan Buleleng ini dengan semangat yang tetap menyala sebagaimana Yudha Mandala Tama yang senantia tampak gagah dan senantiasa memancarkan semangat yang tak pernah padam.