LEBAK, MENARA62.COM — Petani Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengembangkan budi daya tanaman melon guna memenuhi permintaan pasar lokal di wilayah itu.
“Kami mengembangkan tanaman melon kali pertama seluas 2,0 hektare,” kata Dudung (60) seorang petani Desa Warunggunung Kabupaten Lebak, Ahad (13/7/2017), seperti dilansir Antara.
Pengembangan budi daya tanaman melon itu karena permintaan pasar lokal cenderung meningkat. Sebab, persedian melon di Kabupaten Lebak didatangkan dari luar daerah. Karena itu, Pemerintah Provinsi Banten menyalurkan bantuan guna mendukung program pengembangan budi daya tanaman melon.
Sebagian besar petani di sini yang mengembangkan tanaman melon melalui bantuan Provinsi Banten. Petani mengembangkan budi daya tanaman melon di lahan-lahan persawahan karena membutuhkan air juga pemeliharaan dan perawatan begitu mudah dibandingkan lahan darat.
“Kami optimistis ke depan produksi melon bisa memenuhi pemasaran lokal,” katanya.
Menurut dia diperkirakan budi daya tanaman melon akan mampu tumbuh dengan normal dan bisa menghasilkan.
Petani mengembangkan tanaman melon itu melalui penerapan rekayasa teknologi di antaranya pemenuhan pupuk organik dan non-organik juga penggunaan benih sertifikat unggul. Bahkan, tanaman melon sudah memasuki usia tanam 15 hari dan tampak tumbuh subur.
“Kami berharap budi daya melon bisa berhasilkan,” katanya.
Begitu juga Udin (50) seorang petani di Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak mengatakan dirinya mengembangkan tanaman melon seluas dua hektare melalui bantuan Provinsi Banten.
Selama ini, petani di sini belum pernah mengembangkan tanaman melon sehingga terus dilakukan pemantauan dan pembinaan dari dinas pertanian dan perkebunan setempat.
Sebab, prospek pemasaran melon di Kabupaten Lebak cukup bagus dan bisa ditampung oleh pasar lokal.
Saat ini, harga melon di Pasar Rangkasbitung berkisar Rp6.000 dan Rp7.000/kilogram.
“Kami yakin pemasaran buah melon sangat bagus dan ditampung pasar lokal,” ujarnya.