MAKKAH, MENARA62.COM – Guna memastikan kesiapan operasional pelayanan kesehatan di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna), Tim Asistensi Kementerian Kesehatan, mengunjungi sejumlah tempat di Armuzna, khususnya lokasi-lokasi yang akan dijadikan sebagai fasilitas kesehatan bagi jemaah haji Indonesia, Kamis (9/8/2019) waktu Saudi.
Tim asistensi pusat dipimpin oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes, dr. Siswanto, MPH, DTM, didampingi oleh Kepala Pusat Kesehatan Haji dan sejumlah pejabat eselon II Kemenkes.
Lokasi pertama yang dikunjungi adalah klinik kesehatan milik Kerajaan Arab Saudi. Klinik ini bisa dijadikan rujukan bagi pasien asal Indonesia. Di klinik ini, akan disediakan satu orang dokter umum, dua dokter spesialis dan beberapa tenaga paramedis.
Di Arafah, tim asistensi dan rombongan lainnya juga singgah di Pos Kesehatan Arafah. Pos yang dikelola oleh Tim Mobile Bandara ini sudah rampung dan siap untuk melayani jemaah. Tim sempat mendapati, pos kesehatan belum tersedia listrik yang memadai dan pendingin ruangan. Setelah meminta kepada petugas Muasasah, tidak begitu lama kemudian, pos langsung teraliri penyejuk ruangan (AC).
“Sambil berjalan [hal seperti itu]akan dilengkapi terutama kelengkapan obat kemudian AC itu penting supaya pasien merasa nyaman,” kata dr. Siswanto.
Peninjauan dilanjutkan menuju Muzdalifah. Tidak tersedia pos kesehatan khusus di wilayah ini, karena memang jemaah hanya singgah sesaat untuk mabit dan mengumpulkan kerikil. Meski begitu, Kemenkes tetap menyiapkan pos-pos adhoc dan ambulans yang berjaga. Kapuskeshaji ingin memastikan ambulans milik Indonesia ditempatkan di lokasi yang mudah diakses.
Perjalanan tim asistensi diakhiri di Mina. Pos Kesehatan Mina sudah berdiri dan siap memberikan layanan terbaiknya.
Ditemui usai peninjauan lapangan, Kabadan Litbangkes secara umum menilai fasilitas kesehatan dan personil yang terlibat, sudah siap melayani seluruh jemaah haji Indonesia yang membutuhkan.
“Kalo menurut saya sudah siap. Saya kira kita kan juga sudah punya TGC, saya kira untuk Armina itu vital mengurangi kesakitan dan kematian,” terang Siswanto.
Tim Asistensi Kemenkes terdiri atas 7 orang. Selain Kabadan Litbangkes dan Kapuskeshaji, tim beranggotakan Kepala Biro Hukum dan Organisasi, Sundoyo; Sesditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Arianti Anaya; Direktur Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT, Sodikin Sadek; dan Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional, Ina Rosalina. Tim akan berada di Arab Saudi hingga 20 Agustus mendatang untuk memberikan asistensi teknis kepada petugas kesehatan haji Indonesia.