YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Challenge Universitas Islam Indonesia (UII) diikuti 985 peserta dari 33 provinsi. Peserta berasal dari Banda Aceh hingga Ambon, terdiri mahasiswa, pelajar, serta buruh, petani, ibu rumah tangga, hingga digital nomad.
Hal ini menunjukkan ketertarikan masyarakat terhadap ilmu informatika sangat tinggi. Bahkan seluruh peserta dalam mengikuti PJJ Challenge UII tidak meninggalkan rumah. Sehingga ini merupakan peluang untuk membumikan Program Studi Informatika PJJ Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII).
Dr Nur Wijayaning Rahayu, SKom, MCs, Ketua Program Studi Informatika Pendidikan Jarak Jauh (PJJ), Program Sarjana FTI UII mengungkapkan hal tersebut dalam rilisnya yang dikirim ke redaksi menara62.com, Kamis (4/12/2025). Karya peserta dinilai berdasarkan kreativitas, komunikasi visual, relevansi pesan, dan orisinalitas.
“Pencapaian ini sejalan dengan misi PJJ Informatika UII yang dirancang untuk memberikan akses pendidikan berkualitas bagi mahasiswa di berbagai wilayah Indonesia. Dengan memanfaatkan teknologi pembelajaran Daring terkini, program ini menekankan fleksibilitas, interaktivitas, serta capaian kompetensi yang relevan dengan kebutuhan industri,” kata Nur Wijayaning Rahayu.
Lebih lanjut Nur Wijayaning Rahayu menjelaskan di antara peserta, ada 43 guru peserta PJJ Challenge dan bersaing dengan siswa-siswa mereka. “Hal ini membuktikan semangat lifelong learning yang melampaui hierarki tradisional pendidikan,” tandas Nur Wijayaning Rahayu.
Nur Wijayaning Rahayu tidak menyangka respons akan sebesar ini. Sebab hanya dalam waktu sepekan ada 985 peserta dari 33 provinsi. Ini membuktikan ketika akses Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) dibuka, warga Indonesia memiliki keingintahuan yang luar biasa terhadap teknologi.
“Hal yang paling membanggakan adalah keberagaman peserta, mulai dari murid SMP hingga profesional. Ini bukan pencapaian kami, tapi bukti bahwa semangat belajar Indonesia tidak mengenal batas,” kata Nur Wijayaning Rahayu.
PJJ Challenge UII melombakan tiga kategori yaitu Brain Challenge Week, Esai, dan Poster. Katagori Brain Challenge Week menguji pemahaman keinformatikaan melalui serangkaian pertanyaan logika dan konsep dan diikuti sebanyak 292 peserta.
Kategori Esai dan Poster mengusung tema ‘Produktif dengan Dukungan AI.’ Esai dan Poster menantang peserta mengembangkan karya orisinal tentang pengalaman belajar, solusi digital, atau pesan inspiratif. Esai diikuti 467 peserta, sedang Poster pesertanya sebanyak 226 peserta.
PJJ Challenge UII menyediakan hadial total sebesar Rp 15 juta Hadiah diperebutkan seluruh peserta, di antaranya berasal dari lebih dari 50 universitas termasuk Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Diponegoro (UNDIP), dan Universitas Padjadjaran (UNPAD).
Sedang untuk menjamin kualitas penilaian, panitia menghadirkan juri internal memiliki beragam keahlian yang terdiri dosen dan peneliti dari PJJ Informatika UII. Juga menghadirkan tiga juri eksternal yaitu Farida Z. Pane (penulis 6 novel, pemenang 23 lomba blog), dr. Avie Andriyani (penulis 35 buku), Iwan JP (penulis profesional) dan Vbi_djenggotten (desainer interior, penulis 22 komik).
Kredibilitas PJJ Challenge UII, kata Nur Wijayaning Rahayu, berbanding lurus dengan jangkauan geografis yang dicapai. Platform digital terbukti menghapus batas wilayah: 20-25% peserta berasal dari luar Jawa yaitu Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, bahkan wilayah timur seperti NTT dan Maluku.
Menurut Nur Wijayaning Rahayu, hal yang paling mencuri perhatian bukan sekadar jangkauan geografis, melainkan keberagaman latar belakang peserta. Data menunjukkan 84,2% peserta adalah mahasiswa dan pelajar, namun sisanya adalah narasi yang jarang terdengar dalam kompetisi teknologi: buruh, petani, ibu rumah tangga, hingga digital nomad ikut berkompetisi. Bahkan 43 guru turun arena bersama siswa-siswa mereka, membuktikan semangat lifelong learning yang melampaui hierarki tradisional pendidikan.
Pemenang PJJ Challenge UII, Kategori Esai, Juara Pertama diraih Ubaidillah Al-Achrory dengan judul ‘Entitas AI Sebagai Rival dan Partner Diskusi. Juara Kedua, David Veda Septiawan dengan judul ‘Algoritma Penjaga Peradaban: AI sebagai Akselerator Pelestarian Data Kebudayaan’. Juara Ketiga, Pablo Dwipa Ananta Siregar dengan judul ‘Produktif yang Tepat Menggunakan AI.’
Sementara Juara Pertama Kategori Poster dimenangkan M Eugine Rahmadani. Sedang Tenri Abeng dan Annisa Dwi Fajriyah menempati posisi runner-up. “Juara pertama poster dinilai memiliki ide visual yang segar dan pesan yang mudah dipahami, mengangkat semangat belajar mandiri dengan keunggulan pada estetika dan kejelasan pesan,” kata Nur Wijayaning Rahayu. (*)
