27.8 C
Jakarta

PM Hariri Mundur, Presiden Libanon Coba Tinggalkan Sistem Sektarian

Baca Juga:

BEIRUT, MENARA62.COM – Menyusul mundurnya Perdana Menteri Saad Hariri atas desakan gelombang demonstran selama dua pekan, Presiden Libanon Michel Aoun banting stir meninggalkan sistem pemerintahan sektarian. Ia menyerukan pemerintahan berikutnya harus mencakup para menteri yang cakap, bukan lagi kental dengan nuansa afiliasi politik yang menenepatkan figur-figur tidak kompeten dan korup.

“Para menteri harus dipilih berdasarkan kualifikasi dan pengalaman mereka, bukan kesetiaan politik mereka,” kata Aoun dalam pidato yang disiarkan televisi pada ulang tahun ketiga kepresidenannya, Kamis (31/10/2019) waktu Beirut, ibu kota Lebanon.

Sikap tersebut sesuai tuntutan para demonstran untuk terciptanya pemerintah teknokratis. Aoun juga berjanji untuk memerangi korupsi dan memberlakukan reformasi serius.

“Libanon berada di persimpangan yang berbahaya, terutama dalam hal ekonomi. Jadi, ada kebutuhan mendesak untuk pemerintahan yang harmonis yang bisa efisien tanpa terlibat dalam perselisihan politik,” lanjut Aoun.

Aoun muncul berpidato ketika para pengunjukrasa masih melakukan aksinya kendali Saad Hariri sudah lengser pada Selasa lalu. Mereka mencoba memblokir jalan-jalan karena belum semua tuntutannya terpenuhi dan mulai mengarah untuk menjatuhkan Aoun yang dianggap lambat bertindak.

Pidato Aoun pun dihina dengan rasa jijik oleh demonstran di Beirut. Mereka meneriakkan refrain populer dari pemberontakan Arab 2011: “Rakyat menuntut jatuhnya rezim”.

Nihmat Badreddine, seorang aktivis, mengatakan janji-janji presiden itu “bagus secara teori”. “Tapi, tidak ada mekanisme untuk implementasi … dan tidak ada tenggat waktu,” katanya, seperti dikutip Arab News.

Ia mengungkapkan kekhawatiran proses reformasi akan macet. Apalagi, surat pengunduran diri PM Hariri kepada Aoun dijawab dengan permintaan agar tetap berada pada posisinya sampai pemerintahan baru terbentuk yang bosa memakn waktu berbulan-bulan.

Aoun sendiri dianggap bersikeras mempertahankan menantunya, Gebran Bassil, dalam posisi menteri luar negeri. Padahal dia adalah salah satu sosok yang paling dicaci-maki di kalangan pengunjuk rasa, di samping PM Hariri.

 

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!